PWMU.CO – Paskibra Smamda poles karakter siswa. Pesan tersebut disampaikan Wigatiningsih dalam Diklat Terpadu Eksklusif (Deteksi) XV, Jumat (26/3/21).
Dalam kegiatan yang dihelat secara virtual via Zoom tersebut, Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) Wigatiningsih MPd menuturkan, latihan baris-berbaris (PBB) pada dasarnya bagus. “Karena PBB dapat meningkatkan ketangkasan, kesehatan, dan kedisiplinan,” ujar Bu Wigati, sapaannya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam latihan Kopassmamda (sebutan Paskibra Smamda) harus diimplementasikan dalam keseharian. “Tidak boleh berhenti dilatihan baris-berbaris saja, tapi terapkan nilai-nilai di Kopassmamda. Harus disiplin dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” papar pendekar Tapak Suci itu.
Belajar dari Bunyi “Brak”
Wigati menambahkan, nilai-nilai baik yang dimiliki pasukan pengibar bendera, harus merasuk dan dilaksanakan dalam keseharian. “Coba lihat dalam baris-berbaris. Satu orang saja telat bergerak satu detik, maka akan mudah melihat kekacauan dalam barisan. Contoh saja bunyi braknya tidak sama,” imbuhnya.
Penerapan dalam keseharian, sambung dia, seperti kedisiplinan bisa dilakukan secara sederhana. “Misalnya bangun pagi, tidak terlambat ke sekolah maupun shalatnya. Juga disiplin belajar dan berprestasi. Termasuk menjadi contoh teladan,” jelas Wigati.
Dia pun menuturkan, bahwa kemampuan baris-berbaris harus dilanjutkan, untuk menjadi kader yang tangguh dan bertanggungjawab. Tangguh artinya kuat dan tidak cengeng. Juga sanggup menghadapi apapun dengan kuat dan bahagia. “Tunjukkan sebagai generasi muda yang mandiri dan tidak cengeng,” tegas Ibu berdarah Lamongan tersebut.
Selain dua karakter tersebut, menurut Wigati, sebagai kader harus tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Satu dengan yang lain harus saling bertanggung jawab terhadap posisi dan fungsi masing-masing. “Seperti waktu lomba PBB, satu sama lain bertanggung jawab terhadap tugasnya. Satu saja salah maka formasi yang sudah disusun akan berantakan,” terang Wigati.
Maka dalam kehidupan sehari-hari tersebut, ada kata kunci yang yang harus diterapkan. “Disiplin, tangguh, dan tanggung jawab, itulah kata kunci yang harus diterapkan agar menjadi generasi yang tangguh. Juga menjadi garda terdepan masyarakat, persyarikatan, dan bangsa,” tandas Wigati.
Penulis Ernam. Editor Darul Setiawan.