PWMU.CO – Mimdatu gelar dua wisuda sekaligus. Wisuda Purnasiswa I dan Wusuda Tahfidh III di Ballroom Hotel Gunawangsa Merr, Jalan Wonorejo Timur 96 Surabaya, Sabtu (12/6/21).
Kepala MI Muhammadiyah 27 (Mimdatu) Surabaya M Ismul Muchlis SS MPdI dalam sambutannya selain mengucapan selamat juga memberikan pesan agar wisudawan untuk tetap menjaga perilaku dan tetap menjaga shalat lima waktu.
“Selain itu, kepada seluruh wali murid yang hadir agar dapat menjadi orangtua yang bukan orangtua biasa, tapi luar biasa,” pesannya kepada 45 wisudawan.
Dia menjelaskan menjadi orangtua yang bisa menjadi partner dan teman bagi anak. Hal ini juga sesuai dengan ungkapan Ali ibn Abi Thalib, didiklah anak pada masanya, karena mereka hidup bukan masamu.
Kiat Menjadi Partner Anak
Ismul mengatakan ada tiga cara atau kiat ber-partner dengan anak. Pertama jangan lupa doakan selalu anak kita. Maksudnya setiap selesai shalat kita menyelipkan doa baik untuk putra-putri kita atau saat kita sedang beraktivitas kemudian tiba-tiba kita mengingat putra-putri kita, maka selipkan dan doakan.
“Kedua, sekolahkan di tempat yang terbaik. Maksudnya yang memiliki unsur-unsur atau nilai-nilai keagamaan, jangan asal pilih sekolah. Jangan karena sekolah ini bagus, sekolah favorit langsung dipilih, tapi lihatlah apakah sekolah itu memiliki nilai agama yang baik untuk putra-putri kita,” jelasnya.
Ketiga, lanjutnya, berikan asupan yang terbaik. Asupan di sini adalah makanan dari hasil yang halal dan terbaik. Jangan asal memberikan makanan tanpa melihat halal haramnya. Lebih baik berpuasa daripada makan haram, lebih baik bekerja yang lebih ekstra untuk mendapatkan yang halal.
“Karena setiap apa yang kita berikan akan sangat berpengaruh pada tiap tumbuh kembang anak,” katanya.
Deg-degan Ada Uji Publik
Dalam Wisuda Tahfidh, acara diawali dengan uji publik. Hal ini membuat 27 peserta deg-degan. Pasalnya mereka akan diuji satu persatu hafalannya di depan guru, orangtua dan semua tamu undangan yang hadir pada acara wisuda saat itu.
Perwakilan trainer dari Ummi Foundation Syarif Hidayatullah mengatakan metode Ummi dengan uji publik ini hampir sama dengan pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
“Metode ini dipraktikkan sebagai bentuk atau bukti laporan secara nyata ke sekolah dan orangtua. Yang mana anak-anak ini secara langsung melakukan ujian di hadapan publik,” tandasnya. (*)
Penulis Reza Rachmatika. Editor Ichwan Arif.