PWMU.CO – Pascaaksi Bela Islam (ABI) 411 dan 212, gelombang ghirah berislam rakyat Indonesia semakin menjadi-jadi. Hampir di semua media sosial muncul meme mengenai harapan kembali ke konsep ajaran Islam yang kaffah, khususnya dalam hal perekonomian dan perdagangan.
(Berita terkait: Terendah Sejak “Pengumuman Aksi 212”, Saham Sari Roti Anlok 50 Poin dan Agar Boikot Sari Roti Tidak Sia-Sia, Ini Saran Konsultan Bisnis)
Itu pula yang menjadi tema dalam acara silaturrahim dan dialog yang diprakarsai oleh Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya di kantornya, Jalan Sutorejo, Kamis, (15/12), sore. Dialog menghadirkan Krisno, owner Roti Surya dan Roti Oemar Bekery dari Lampung. Seperti diketahui, dua merek roti milik Krisno itu telah berhasil menyuplai kebutuhan logistik untuk kegiatan ABI 411 dan 212.
(Baca: Raja, Bangkitlah! Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah soal Kekuatan Konsumen untuk Melawan Korporasi Sari Roti dan 4 Perjalanan Nasib Situs Sari Roti dalam 8 Hari)
Menurut anggota Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) Lampung itu, produksi rotinya baru 1 juta roti per hari. Yang menarik, bahan baku pembuatan roti ini tidak menggunakan tepung produksi konglomerat. “Tapi kami menggunakan tepung buatan Muslim pribumi sendiri.”
Selain di Lampung, saat Krisno telah membuka kantor cabang di Blitar dan Solo. Pada dialog itu, Krisno juga berbagi resep tentang keberhasilannya: bahwa sebelum berjualan dia mengelurkan infak terlebih dulu.
(Baca juga: Kasus Sari Roti: Hilangnya Etika Bisnis dan Kejumudan Politik dan Pedagang Keliling Sari Roti Ini Rasakan Dampak Boikot)
Termotivasi keberhasilan Krisno, Ketua MEK PDM Kota Surabaya Aqib Zarnuji SAg langsung membuat gerakan konkrit. Bersama MEKS Pimpinan Daerah Aisyiyah dan JSM Surabaya, mereka akan membuat roti merek “Almaidah” serta mendirikan outlet-outlet pemasarannya dan pusat oleh-oleh. Roti Almaidah akan diproduksi oleh UKM binaan Aisyiyah.
“Dibutuhkan gerakan ekonomi jamaah demi terwujudnya ekonomi jamaah yang solid dan profesional. Dengan ini kami tawarkan lembaran saham untuk warga Muhammadiyah di manapun berada dengan nominal perlembarnya Rp 1 juta,” kata Aqib kepada pwmu.co, media Muhammadiyah Jatim. Dana itu, kata dia, akan digunakan untuk kegitan bisnis dengan sistem bagi hasil keuntungan bersih sebesar 30 persen untuk investor penanam saham dan 70 persen untuk pelaksana teknis.
(Baca juga: Dok! SD Teladan Nasional Ini Resmi Hentikan Pasokan Produk Sari Roti dan Inilah 3 Paragraf Pengumuman Resmi Sari Roti tentang Aksi 212 yang Picu Aksi Boikot)
Dialog juga mengundang Direktur PT Sang Surya Surabaya (SSS) Rahman Windhiarto. Menurut Aqib, kehadiran Rahman diharapkan bisa berbagi ilmu dan sekaligus menangkap peluang agar bisnis roti ini bisa di-handle sendiri. “Membuat UKM di bawah naungan Muhammadiyah harus lebih berdaya dan diakomodir. Juga harus difasilitasi, tidak saja bagaimana cara produksi tapi juga pemasaran,” jelas dia.
PT SSS adalah Perusahaan yang dimiliki PDM Kota Surabaya dan akan menjadi badan usaha yang akan menaungi bisnis roti tersebut.
(Baca: 4 Perjalanan Nasib Situs Sari Roti dalam 8 Hari dan Inilah Alasan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Serukan Boikot Sari Roti)
“Semoga ikhtiar jihad ekonomi ini bisa membangkitkan daya juang dan saing para saudagar Muslim di era pasar bebas ini. Dan menjadikan jutawan (juragan tangine awan),” kata Aqib disambut tawa para peserta.
Sampai berita ini diturunkan Jumat (16/12) pukul 09.45, sudah ada 40 investor yang ‘membeli’ saham tersebut. Artinya sudah terkumpul dana Rp 40 juta. Saham ini akan terus terjual laris seiring dengan semangat jihad ekonomi umat Islam yang sedang menggelora. Semoga Roti Almaidah bisa jadi alternatif saat Sari Roti diboikot umat Islam. (Fery Yudi AS)