PWMU.CO – Sejak seruan boikot Sari Roti bergema seiring dengan klarifikasi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tentang Aksi Bela Islam III, Aksi 212, pergerakan saham pemilik merek dagang Sari Roti ini cukup dinamis.
Hari ini, Senin pagi, 19 Desember, merupakan titik terendah harga sahamnya di Bursa Efek Indonesia terhitung sejak PT ini mengeluarkan pengumuman resmi–yang kemudian dihapus– entang Aksi 212. (Baca: Sari Roti Hapus Pengumuman Resmi tentang Aksi 212 dari Situs Resminya)
Dari pantauan PWMU.CO, Senin (19/12) pukul 09.57 wib, harga saham ROTI terjun bebas hingga mencapai angka Rp 1.495 per lembar saham. Padahal saat pembukaan, harganya mencapai Rp 1.520 atau turun 25 poin atau 1,64 %.
Bahkan, saham sempat turun di level terendah sebesar 50 poin di harga Rp 1.470. Adapun harga saham mencapai level tertingginya seperti saat pembukaan di posisi Rp 1.520.
Hingga pukul 09.57 wib itu, perdagangan saham ROTI melibatkan transaksi 96,4 ribu lembar saham dengan nilai transaksi Rp 144,638 juta dan diperdagangkan sebanyak 95 kali.
(Baca juga: Inilah 3 Paragraf Pengumuman Resmi Sari Roti tentang Aksi 212 yang Picu Aksi Boikot dan 4 Perjalanan Nasib Situs Sari Roti dalam 8 Hari)
Namun, pada pembukaan sesi kedua, harga saham sudah naik lagi, menjadi Rp 1.515 persaham. Hanya terkoreksi 5 poin dibandingkan saat pembukaan di sesi pagi, atau sesi pertama.
Yang lebih “hebat” lagi, saham dengan kode ROTI di Bursa Efek Indonesia ini berhasil “menyulap” harga saham menjadi normal. Tak hanya berhasil mempertahankan harga saat pembukaan siang, tapi juga berhasil ke angka yang sama saat pembukaan di pagi hari: Rp 1.520 per lembar.
Luar biasa! Pernah mengalami penurunan 50 poin untuk saham seharga Rp. 1.500-an, tapi berhasil kembali ke angka normal!
(Baca juga: Agar Boikot Sari Roti Tidak Sia-Sia, Ini Saran Konsultan Bisnis)
Yang lebih luar biasa lagi, data saat penutupan dibandingkan dengan pukul 09.57, terdapat angka yang mencengangkan. Jika pada pukul 09.57 hanya melibatkan 96,4 ribu lembar saham dengan nilai transaksi Rp 144,638 juta, angka itu berubah luar biasa banyak saat penutupan sore hari ini.
Tercatat 1.052.900 saham dengan nilai transaksi 1.595.291.000 diperdagangkan. Uniknya, angka sebesar itu ternyata hanya diperdagangkan sebanyak 83 kali! 83 kali!
(Baca juga: Sekolah Muhammadiyah Boikot Sari Roti, Begini Penjelasan PW Muhammadiyah Jatim)
Lantas siapa yang begitu luar biasa dalam perdagangan saham ROTI ini? Apakah benar sinyalemen yang beredar selama ini bahwa ada perlawanan terhadap aksi boikot Sari Roti dengan dengan menggoreng saham melalui pasar modal untuk memperlihatkan seolah-olah aksi boikot tidak berdampak apa-apa? Belum tentu juga.
Atau benarkah sinyalemen yang menyatakan bahwa penurunan, tapi kemudian bisa berbalik naik dengan supercepat itu, memang dikarenakan adanya intervensi modal untuk melawan opini aksi boikot sari roti? Belum tentu juga.
(Baca juga: Kasus Sari Roti: Hilangnya Etika Bisnis dan Kejumudan Politik)
Untuk melihat semua itu, apakah aksi sebagian umat Islam memboikot Sari Roti itu berdampak pada saham ROTI atau tidak, memang tidak cukup sehari, dua hari, atau beberapa pekan. Mungkin baru bisa dilihat pada sebulan, 2 bulan, atau 3 bulan mendatang!
***
Sebagaimana diketahui, pengumuman resmi Sari Roti yang ditayangkan pada 3 Desember lalu, menuai reaksi negatif dari umat Islam. Tidak sedikit pihak yang menyerukan boikot membeli produk Sari Roti, yang ternyata juga diikuti dengan gerakan riil di lapangan. Selain berbagai individu, tidak sedikit lembaga yang secara resmi menghentikan kerja sama dengan Sari Roti dalam suplai barang.
(Baca juga: Dok! SD Teladan Nasional Ini Resmi Hentikan Pasokan Produk Sari Roti dan Sari Roti Diboikot, Roti Almaidah Siap Dilaunching Muhammadiyah Surabaya)
Berbagai aksi ini dilakukan karena mereka merasa klarifikasi yang dikeluarkan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk pasca Aksi Bela Islam III, Aksi 212, cukup tendensius dalam 3 paragraf. Sari Roti menyatakan tidak terlibat dalam Aksi 212 karena perusahaan ini menyatakan diri tidak mau terlibat dalam kegiatan politik apa pun.
Perusahaan ini juga menyatakan senantiasa berkomitmen menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
(Baca juga: Pedagang Keliling Sari Roti Ini Rasakan Dampak Boikot)
Meminjam istilah Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim, Nadjib Hamid MSi, sebenarnya klarifikasi Sari Roti ini memang bersifat normatif, terutama tentang nasionalisme, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Hanya saja karena pengumuman ini dipertentangkan dengan Aksi 212, maka seperti kaidah fiqih, di situ ada mafhumul mukhalafah-nya, pemahaman sebaliknya bahwa Aksi 212 dianggap sebagai aksi politik, tidak nasionalis, dan mengganggu keutuhan NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika.
Lantas, bagaimana pergerakan saham Sari Roti selanjutnya: masihkah akan selalu dinamis atau stabil? Silahkan ditunggu saja… (kholid)