PWMU.CO – Seru, Siswa KB dan TK Aisyiyah 25 Wage, Taman, Sidoarjo melakukan semarak 100 hari bersekolah dengan tema Aku Bangga Jadi Anak Sidoarjo, Selasa-Rabu, (27/10/21)
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rasa syukur setelah hampir dua tahun pembelajaran secara daring selama masa pandemi. Dan sekarang akhirnya semua siswa di Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah 25 Wage bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka meskipun dengan terbatas, baik itu waktu maupun jumlah siswa.
Kepala KB dan TK Aisyiyah 25 Wage, Dzurodatul Maknun mengatakan, dengan adanya kegiatan ini diharapkan anak-anak merasa senang dan lebih bersemangat lagi untuk bersekolah.
“Dalam kegiatan ini, anak-anak dikenalkan kearifan lokal Sidoarjo yang meliputi makanan, tarian, dan permainan tradisional,” terang Datul, sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, semua siswa terlihat sangat antusias. Kegiatan yang diawali dengan tari bandeng nener ini dilakukan secara bersama-sama oleh siswa-siswi KB dan TK Aisyiyah 25 Wage.
“Tari bandeng nener ini merupakan budaya khas Sidoarjo. Setelah menari bersama, guru memberikan apersepsi, kemudian anak-anak dibuat berkelompok dengan dipandu oleh guru masing-masing, setelah itu keliling ke pos-pos yang sudah disetting oleh guru,” imbuhnya.
Dibagi Tiga Pos
Dalam kegiatan ini ada tiga pos yaitu pos makanan khas, pos permainan tradisional, dan pos membatik serta bermain musik tradisional.
“Di pos makanan, anak-anak dikenalkan dengan lontong kupang, othe-othe dan juga kue lumpur, yang semua itu merupakan makanan khas Sidoarjo,” ungkapnya.
Datul mengatakan, siswa-siswi boleh mengambil makanan sesuai selera. Kemudian di pos 2 yakni pos permainan tradisional, siswa-siswi dapat bermain sesuai minatnya dengan alat yang sudah disediakan oleh guru yang meliputi dakon, engklek dan egrang.
“Di pos ke 3, mereka juga bisa belajar membatik dengan media kain kanvas dan spidol warna-warni. Selain itu juga mereka dapat memainkan alat musik tradisional yaitu gamelan dan ketimpung,” kata Datul.
Datul berharap, melalui kegiatan ini anak-anak akan bangga menjadi anak Sidoarjo dan bisa mengetahui kearifan lokal Sidoarjo.
Di akhir sesi, anak-anak semakin berbahagia saat diizinkan membawa pulang alat permainan tradisional yaitu gamelan mini. Gamelan mini ini diberikan kepada semua siswa sebagai hadiah dan juga reward dalam kegiatan semarak 100 hari bersekolah.
Rasa senang dan wajah bahagia pun terpancar dari seluruh siswa-siswi. Seperti yang disampaikan Camelia Tajri, salah satu siswi Kelompok A ketika mau pulang.
“Aku senang sekali ustadzah hari ini, besok kita main lagi ya,” celotehnya. (*)
Penulis Mufidah Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni