PWMU.CO – Muhammadiyah harus punya spirit menciptakan kader dakwah yang militan. Dan kunci dari itu ada pada pengasuh. Seorang pengasuh harus bisa seperti seorang pelaut yang mampu menahkodai kapal dengan anak asuh sebagai anak buah kapal.
Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya HM Arif An SH menyampaikan dalam focus group discussion (FGD) Pengasuh Panti Asuhan Muhammadiyah se-Surabaya, di Dlundung, Trawas, Mojokerto, Sabtu, (24/12).
Arif An mengatakan, anak asuh adalah calon penerus Persyarikatan. Karena itu mereka harus didorong untuk selalu di-ngenger (dilatih) dengan berorganisasi di ortom-ortom. “Bisa tidaknya mereka jadi kader militan ada di tangan pengasuh,” ujarnya.
Karena memiliki posisi sangat strategis, kata Arif An, pengasuh harus berwawasan luas, bisa memosisikan diri sebagai orang tua, dan mampu menggerakkan dengan sungguh-sungguh potensi anak asuh agar mereka mandiri dan memiliki mental baja.
(Baca juga: Panti Asuhan Muhammadiyah Ini Tampung Puluhan Balita, Ada yang Berusia 6 Bulan)
“Update skill merupakan keniscayaan agar kapasitas cara pengasuhan yang bermutu dan profesional. Pengasuh jangan dijadikan profesi sambilan. Tetapi harus fokus dan total,” ungkap dia. Arif An berharap ke depan ada standarisasi model pengasuh dari Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PDM Kota Surabaya.
Standarisasi itu harus bisa diduplikasikan ke daerah lain dengan catatan sudah layak untuk ditularkan. “Dan yang paling penting, kesejahteraan pengasuh harus diperhatikan. Jangan ala kadarnya. Mereka juga punya keluarga yang harus dinafkahi.”
Pembicara lain dalam FGD ini adalah Munahar SHI dari Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. (Fery Yudi AS)