PWMU.CO – Kalau Diajak Nikah Siri Jangan Mau, CMA Gresik Sosialisasi BIKKSA. Ketua CMA Gresik Hj Nurfadlilah SPdI melakukan sosialisasi Biro Informasi Konsultasi Keluarga Sakinah Aisyiyah (BIKKSA) pada Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Wringinanom.
Sosialisasi berlangsung pada acara Pertemuan Mubalighat dan Corp Mubalighat Aisyiyah (CMA) Ke-6 yang berlangsung di Panti Asuhan Al-Ihsan Lebanisuko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Ahad (21/11/21).
Landasan BIKKSA
Bu Nur—sapaannya akrabnya—menjelaskan landasan pendirian BIKKSA. Yaitu al-Quran Surat at-Tahrim ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, …”
Landasan berikutnya adalah Keputusan Muktamar Ke-47 Aisyiyah di Makassar, Surat Keputusan Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah tentang Tanfidz Keputusan Rapat Kerja Majelis Tabligh PP Aisyiyah, Undang-Undang tentang Perkawinan dan Perlindungan Anak, serta Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Dia menjelaskan, berbagai permasalahan di masyarakat sering terjadi mulai dari degradasi moral, permasalahan perekonomian keluarga, kenakalan anak dan remaja, sampai pernikahan dini yang membutuhkan penanganan serius.
“Jika dikaji permasalahan tersebut berawal dari keluarga. Oleh karena itu pendirian BIKKSA pertama berlandaskan al-Quran. Pengaruh ajaran Islam yang kuat sebagai dasar dalam membangun pola interaksi dalam keluarga,” jelasmahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Peran keluarga dalam menghadapi problem jiwa dan fisik, lanjutnya, sangatlah penting. “Karena jika jiwa tidak sehat makan dan tidur pun tidak bisa nyenyak.Benarkan Bu?” tanyanya retoris.
Jangan Mau Diajak Nikah Siri
Ibu dari drg Laila Suryani dan Mohammad Dhaafi SKom MM ini memaparkan,keharmonisan, kasih sayang, perhatian, dan komitmen keluarga merupakan modal utama untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Menurutnya, keluarga sakinah adalah bangunan keluarga yang dibentuk oleh perkawinan yang sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA).
“Makanya jika ada orang yang mengajak ibu untuk nikah siri jangan mau! Mintalah yang tercatat, karena kalau sudah mempunyai buku nikah kemanapun tidak takut tetangga atau saudara dalam bertetangga,” jelasnya sambil tersenyum.
Peran BIKKSA
Bu Nur menjelaskan, BIKKSA adalah pusat pelayanan terpadu, holistik, dan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia—antara lain perempuan, keluarga, dan anak—dalam menghadapi peradaban dunia yang semakin maju dan kompleks.
“Tujuan didirikan BIKKSA adalah memberikan bantuan berupa pelayanan kepada keluarga yang bermasalah dalam bentuk konsultasi, pendampingan, dan psikoterapi,” tandasnya.
Menurut dia pendampingan itu penting karena saat ini pengaruh sosial media itu sangat luar biasa. “ingin melacak teman sekolah semasa SMP dan SMA sangat mudah. Akhirnya chatting by WA dan lama-lama ada yang apa? Nah itu CLBK (cinta lama bersemi kembali),” tuturnya disambut gemuruh tawa peserta.
Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik ini mengatakan BIKKSA membutuhkan yang tugasnya menyosialisasikan program kepada masyarakat. Dengan cara jemput bola yang membutuhkan penyelesaian permasalahan yang dihadapi klien, serta memberikan motivasi dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada di cabang dan ranting.
“Teknik yang digunakan dengan pendekatan indepht interview face to face berupa tanya jawab yang akan dikonsultasikan ke tim konselor. Jika belum teratasi akan dibawa ke tim ahli sesuai kasus yang dihadapi,” ujarnya.
Relawan BIKKSA, sambungnya, menunggu klien untuk dibantu. “Tidak boleh kepo, semua identitas diri dan permasalahan klien harus dirahasiakan, kecuali hanya untuk rujukan, mencatat semua permasalahan dan pemecahannya, dan yang terakhir relawan harus menjadi pendengar yang setia dan efektif tidak boleh kakean omong (banyak omong),” jelasnya.
Bidang Garap BIKKSA
Ibu yang beralamatkan di Bhakti Pertiwi (BP) Kulon Gresik menjelaskan permasalahan akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah duniawiah. Bimbingan calon pengantin guna mengurangi perceraian, merupakan sasaran relawan BIKKSA.
“Jangan sampai cerai Bu! Jadi janda itu tidak enak, seperti saya ini janda cerai mati,” ujar mantan istri Abdul Razak SE yang semasa hidupnya menjadi Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Derah Muhammadiyah Gresik itu.
Bimbingan pranikah untuk remaja, lanjut dia, penting untuk mengurangi pernikahan dini. Parenting yang berhubungan dengan pengasuhan orangtua terhadap anak-anaknya juga penting diberikan. Semua itu untuk megantasi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), problem perkawinan, dampak lingkungan sosial, kejadian yang negatif, dan sebagainya.
“Selama pandemi dua tahun ini angka perceraian meningkat permasalahan dibidang ekonomi. Insyaallah jika punya pegangan agama yang kuat masalah ekonomi bisa diatasi berdua antara suami dan istri,” tuturnya. (*)
Penulis Kusmiani Editor Mohammad Nurfatoni