PWMU.CO – Ajakan taubat nasional mengemuka di Masjid Jenderal Sudirman Jalan Dharmawangsa No 2 Surabaya, Ahad (25/12) pagi. Adalah Wakil Sekjen MUI Pusat Dr KH M Zaitun Rasmin LC MM yang memulainya.
Di hadapan jamaah Pengajian Ahad Pagi ‘Pencerah’ Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Zaitun mengingatkan agar umat Islam segera memerbaiki diri. “Mari kita populerkan Om Tobat Om,” kata Zaitun menirukan kalimat ‘Om Telolet Om’ yang poluler belakangan ini.
(Baca: Fenomena ‘Om Telolet Om’: antara Gegar Budaya dan Kekeringan Spiritual)
Zaitun mengajak taubat karena di Indonesia tidak ditegakkan hukum yang berkeadilan. “Perlu adanya hukum yang berkeadilan dan penegakan keadilan yang berdasarkan hukum,” ungkap dia. “Hukum berkeadilan itu sesungguhnya bersumber dari Allah.”
Wakil Ketua GNPF MUI itu menegaskan, perlu diperjuangkan penegakan hukum yang konsisten. “Jangan sampai seperti pisau yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Sebab bila tidak, maka NKRI akan hancur,” katanya.
(Baca juga: Terinspirasi Aksi 212, Enterpreneur Muda Muhammadiyah Malang Gagas ‘Properti 212’)
Zaitun juga mengajak jamaah pengajian untuk tetap memertahankan semangat 212. “Tapi kita tidak boleh hanya terpaku pada surat Almaidah ayat 51 saja. Kita juga harus memerhatikan ayat selanjutnya, yaitu ayat 52-57, serta ayat-ayat yang lain.”
“Perjuangan harus dimulai dari segala lini, baik politik, sosial, dan ekonomi,” ajaknya. Menurut dia, GNPF MUI sudah membentuk Dewan Syariah Ekonomi Umat yang terdiri dari pakar-pakar ekonomi seperti Antonio Syafii, Anggito Abimanyu, Ichsanuddin Noorsy.
Zaitun menegaskan, semangat persatuan dan persaudaraan pada momentum Aksi 212 harus tetap dijaga dengan langkah-langkah kongkrit. “Di bidang ekonomi dengan membuat produk sendiri seperti Roti Maida, seperti yang dilakukan Muhammadiyah Surabaya. [Berita terkait: Di Surabaya, Spirit Al Maidah 51 Membangkitkan Ekonomi Jamaah: Roti Maida Hari Ini Diluncurkan]
“Kita juga harus menjaga silaturrahim, teruma dengan mengaktifkan shalat berjamaah, khususnya shalat subuh,” tutur Zaitun. [Berita terkait: Subuh Berjamaah 1212 di Masjid Taqwa GKB Layaknya Jumatan)
Di samping itu, kata dia, umat Islam harus aktif menggunakan medsos sebagai media perjuangan. Zaitun juga bepesan agar dilakukan kaderasasi dai-dai muda. “Sehingga nanti muncul generasi baru yaitu generasi Almaidah 54.”
Menyinggung soal kasus penistaan agama yang menyeret Gubenrnur non Aktif DKI Jakarta, Zaitun mengatakan bahwa tidak ditahannya Ahok seperti pada kasus penistaaan agama lainnya justru menjadikan umat Islam memperoleh kepercayaan diri untuk bangkit bersatu.
“Kondisi ini harus kita syukuri karena dengan kasus ini, kita semakin sadar adanya bahaya yang lebih besar yang mengancam agama, bangsa, dan negara. Sehingga kita semua harus bersatu menjaga agama dan NKRI,” katanya. (Fery Yudi AS)
Discussion about this post