PWMU.CO – Menjaga harmonitas menjadi syarat mutlak untuk mengembangkan amal usaha Muhammadiyah (AUM). Demikian kata Dr Hidayatulloh MSi.
Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tersebut menyampaikannya dalam Pelantikan Kepala SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi) Moch Mughir MPd. Juga perpanjangan masa jabatan Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) Drs Aunur Rofiq MSi, Jumat (26/11/21).
Dalam kegiatan yang berlangsung di halaman SMP Miosi tersebut, Hidayatulloh memberikan semangat pada dua kepala sekolah yang dilantik. Dia mengatakan, pimpinan amala Usaha Muhammadiyah (AUM) harus senantiasa berjuang untuk Persyarikatan dan AUM-nya.
“Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) terkait pengelolahan amal usaha Muhammadiyah, banyak poin yang berisi tentang berjuang, berjuang, dan berjuang. Pimpinan amal usaha dapat meningkatkan dan mengembangkan amal usaha sehingga mempunyai daya saing yang tinggi. Membuat team work yang solid dan memproyeksikan amal usaha ini ke arah yang lebih baik,” ujarnya memberi motivasi.
Menganalisis Faktor Eksternal dan Internal
Memproyesikan amal usaha ke depannya, lanjut dia, yaitu dengan cara kepala sekolah dan wakil kepala sekolah harus menganalisis faktor eksternal dan internal. “Menganggap faktor eksternal sebagai tantangan, bukan menganggap sebagai ancaman. Ancaman bagi orang-orang yang tidak berdaya. Jangan memposisikan sekolah kita merasa terancam, tetapi sekolah yang siap menyelesaikan tantangan,” imbuhnya.
Selain itu, sambung dia, sekolah harus mengangkat isu-isu strategis, sebagai modal memproyeksikan sekolah. “Salah satu isu strategis yaitu masalah karakter. Menurut banyak riset, 1-5 karakter yang bisa membuat orang sukses yaitu kejujuran, tanggungjawab, kedisiplinan, kerja keras. Isu karakter menjadi penting untuk dibahas ke depannya oleh sekolah,” pesannya.
Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim tersebut juga menyampaikan, contoh lain isu startegis bagi sekolah, yakni teknologi informasi. “Percepatan informasi dalam pelayanan harus ditingkatkan dan mudah diakses. Misalnya, orangtua bekerja di Papua lalu ingin mengetahui perkembangan pendidikan anaknya bisa dilakukan dengan teknologi,” jelas Hidayatullah.
Menjaga Harmonitas
Bagi sekolah, mengembangkan bicara kualitatif dan meningkatkan bicara kuantitatif. “Contoh kuantitatif, berapa siswa kita sekarang? Berapa pengembangan sarana dan prasarana. Seorang leader harus bisa memproyeksikan pemikiran-pemikiran masa depan sekolah kita. Sekolah kita harus tumbuh dan berkembang,” tutur mantan kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) ini.
Di akhir motivasinya, Hidayatulloh berpesan, bahwa tidak boleh ada masalah antara amal usaha dengan persyarikatan Muhammadiyah. “Jika ada masalah, maka kita tidak akan bisa melakukan percepatan. Dunia telah bergeser bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat. Menjaga harmonitas merupakan syarat mutlak agar bisa mengembangkan amal usaha,” tandasnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.