PWMU.CO – Berlatih tiga jam sehari, Tim Tapak Suci Sidoarjo raih emas Kejurda Pencak Silat Jatim yang berlangsung di Jombang, Kamis-Senin (9-13/12/21).
Rekor baru ditorehkan tiga pesilat Tapak Suci Sidoarjo. Untuk kali pertama, perguruan silat Muhammadiyah Kota Delta itu menyabet medali emas, sekaligus menjadi satu-satunya medali emas yang diraih kontingen Sidoarjo dalam Kejurda Jatim.
Qonit Fildza Maizura, Shelsa Odilia Rachman, dan Wita Carissa Amelia, merupakan tim satu-satunya dari Tapak Suci yang masuk dalam kontingen Sidoarjo. Mereka ikut kejuaraan yang dihelat di Jombang, 9-13 Desember 2021.
“Senang bercampur bangga rasanya bisa mempersembahkan medali emas dan mengharumkan nama Sidoarjo. Apalagi, ini even bergengsi. Setara dengan Porprov,. Pesertanya adalah pesilat-pesilat terbaik dari kota maupun kabupaten se-Jawa Timur,” ujar Shelsa Odilia.
Hal senada juga dirasakan Wita Carissa. Dia tak kalah bahagia, bahkan sampai menangis sesenggukan di pelukan Novi, istri pelatih silat Rony Hermawanto. Ya. Seperti biasa, Novi setia mendampingi anak latih suaminya bertanding. Bukan hanya memompa semangat tim, tapi juga membantu memulaskan make-up agar penampilan beregu putri Sidoarjo itu lebih cantik.
Berlatih Tiga Jam Sehari
Butuh waktu empat tahun bagi Shelsa, Wita, juga Aiko (sapaan Qonit Fildza) untuk mendapatkan emas di Kejurda. Mereka satu tim sejak sama-sama menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda). Tiga dara ini dilatih Rony benar-benar dari nol. Secara bertahap bisa mendapatkan prestasi dari kejuaraan level lokal sampai internasional.
Kekompakan tersebut berlanjut hingga mereka kuliah. Semuanya diterima di Universitas Gadjah Mada lewat jalur prestasi. “Makanya, sekarang ini kami sering tanding mewakili Sidoarjo, juga atas nama UGM,” imbuh Aiko.
Dua bulan terakhir ini saja, tim yang tiap hari berlatih minimal tiga jam tersebut menyabet tiga emas di kejuaraan berbeda.
Sebelum menyisihkan tim unggulan beregu Putri Ngawi di final Kejurda Jatim, mereka mendapatkan emas di Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (Pomda) akhir November lalu. Ajang kompetisi silat antar perguruan tinggi se-provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Atas kemenangan itu, mereka mengantongi tiket melaju ke Pomnas di Padang tahun depan.
Pada akhir Oktober, kata Aiko, tim juga menang Porkab Sidoarjo. “Dua tahun lalu, kami juga pernah menang Porkab. Lalu mewakili di Pra-Porprov. Menang lagi dan ikut Porprov Jatim. Tapi, saat itu kami kalah. Semoga kesempatan berikut, kami bisa tampil lebih maksimal dan tidak mengecewakan. Mohon doa dan dukungannya, ya,” tambahnya.
Aiko, Shelsa, dan Wita sangat berharap Tapak Suci Sidoarjo Berjaya, semakin moncer prestasinya,dan tak kalah dengan perguruan silat lain. “Semoga pengurus Tapak Suci Sidoarjo juga lebih memperhatikan atlet-atletnya yang mengharumkan nama perguruan,” tutur Aiko, yang pernah menyabet medali emas di kejuaraan antar negara Asean, Universiti Kebangsaan Malaysia, pada Februari 2020. (*)
Penulis Amri Husniati. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.