Ranting Serasa Pesantren di PRM Wage oleh Fathul Mufid.
PWMU.CO– Usai shalat Subuh jamaah Masjid al-Ikrom Wage Sidoarjo tak langsung bubar, Rabu (12/1/2022) pagi tadi. Selesai berdzikir mereka segera membentuk lingkaran di depan mihrab.
Dr Sam’un segera membuka majelis lalu mulai pembahasan kitab Fiqh as-Sunah. Kitab ini karya Sayyid Sabiq Muhammad at-Tihami (1915), ulama kontemporer dari Mesir yang memiliki reputasi internasional di bidang dakwah dan fikih Islam.
Kajian bakda Subuh di Masjid al-Ikrom Jl. Taruna Blok VIII C Wage pagi tadi mengulas Bab Puasa Tathawu’ (puasa sunah) dengan pembahasan puasa pada bulan-bulan Suci. Bulan suci yang dimaksud adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab.
Pengasuh tetap kajian ini Dr Sam’un, dosen Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pagi tadi termasuk menanggapi tulisan yang selalu viral di WA tentang puasa bulan Rajab. Tulisan itu menyebut, puasa Rajab memiliki banyak keistimewaan. Bahkan melebihi faedah bulan Ramadhan.
Menurut Ustadz Sam’un, tidak ditemukan hadits sahih sebagai dasar tulisan itu. Untuk membahas lebih detail masalah itu, dia meminta takmir mengundang pakar hadits Dr H. Zainudin MZ untuk membahasnya.
Itulah denyut kehidupan jamaah di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Wage Sidoarjo. Suasana itu sesuai dengan motto PRM Wage Ranting Serasa Pesantren.
Rasa pesantren itu dapat dilihat dari aktivitas kajian yang diadakan hampir tiap hari mulai bakda Subuh hingga Isya di tiga masjid dan mushala. Ada Masjid al-Ikrom, Masjid al-Ilham dan Mushala al-Hikmah. Sekolah punya dua yaitu SD Muhammadiyah 3 Ikrom dan TK ABA 25. Belum lagi amal usaha poliklinik.
Di Masjid al-Ikrom juga melaksanakan kajian rutin pada hari Sabtu bakda Subuh, Kamis bakda Maghrib, Senin-Sabtu bakda Maghrib dan Ahad pagi pekan ke-5.
Suasana Ranting Serasa Pesantren itu menjadikan PRM Wage terpilih sebagai PRM Unggulan se Indonesia dalam lomba yang diadakan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah tahun 2018. Penghargaan unggulan itu mendampingi PCM Sepanjang sebagai induknya.
Sembilan Tahun
Kajian fikih di Masjid al-Ikrom telah berlangsung sembilan tahun mulai 2012. Ini program Majelis Tabligh PRM Wage yang dilaksanakan oleh takmir masjid.
Ustadz Bagus Supriyadi, Sekretaris Majelis Tabligh PRM Wage, menerangkan, kajian tersebut dihadiri oleh 40-50 orang dari warga Desa Wage. Bahkan ada yang datang dari luar Kecamatan Taman.
”Takmir Masjid al-Ikrom sebagai pelayan tamu Allah memanjakan jamaah dengan menyediakan aneka camilan jajanan lokal dan minuman hangat teh atau kopi mendampingi pengajian,” ujar Ustadz Bagus.
Ustadz Sam’un dalam beberapa kesempatan mengingatkan jamaah untuk membuka diri dalam menerima informasi, terkhusus dalam mempelajari materi fikih. Karena jika tertutup akan mudah kecewa bahkan marah jika tidak sependapat dengan yang disampaikan.
”Malahan dalam kitab Fiqh as-Sunnah dituliskan beberapa hasil ijtihad ulama yang berbeda bahkan bertolak belakang,” tutur anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim Bidang Tarjih dan Fatwa.
Ustadz Sam’un juga menyampaikan hasil-hasil putusan Tarjih Muhammadiyah kepada jamaah sebagai salah satu panduan. Juga ditekankan sikap toleransi terhadap setiap perbedaan.
Takmir Masjid al-Ikrom bidang Humas, Nur Kholid, mengatakan, alhamdulillaah hingga saat ini jamaah kajian Subuh hampir menuntaskan jilid 3 dari 14 jilid kitab Fiqh as-Sunnah.
”Siapa bilang kajian fikih itu berat dan membingungkan? Pasti dia belum pernah ikut kajian Fikih Sunah di Masjid al Ikrom yang insyaallah terasa ringan, menyenangkan, dan kenyang karena banyak menu jajanan,” katanya. (*)
Editor Sugeng Purwanto