PWMU.CO – Doa itu otak ibadah. Bisa juga disebut intisari ibadah. Maka dalam Islam doa memiliki arti yang penting dan posisi yang sentral dalam agama Islam.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr H. Syamsudin MAg saat menjadi pemateri pada Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al-Manar di Kompleks Perumahan Panji Permai, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Ahad (13/2/2022).
Menurut Syamsudin dalam semua agama doa menempati posisi yang penting atau sentral, apapun namanya. Kalau di dalam agama Islam namanya doa, kalau dalam agama lain itu mantra atau yang lainnya.
“Akan tetapi tetap saja dalam sejarah agama ada kalimat suci dan kalimat sakral, yang ini diyakini mampu menghubungkan antara yang di bumi dengan yang di langit. Mampu menghubungkan antara makhluk dan al khaliq sang pencipta,” ujarnya.
Peribadatan Islam Didominasi Doa
Nabi Muhammad saw, lanjutnya, pernah mengatakan bahwa doa itu otak ibadah atau dikatakan intisari dari ibadah. Dalam sistem peribadatan Islam memang didominasi oleh doa.
“Mulai kita shalat dari takbir kemudian membaca doa iftitah, membaca surat al-Fatihah, rukuk, itidal, sujud itu ada doanya. Demikian pula saat kita puasa, itu pula ada doanya. Ketika menunaikan zakat dan hajipun ada doanya. Intinya semua ibadah dalam Islam pasti ada doanya,” ungkapnya.
Bani Israil Tidak Pede Berdoa
Allah swt memberikan keistimewaan kepada umat Nabi Muhammad dibandingkan umat-umat yang lain. Coba perhatikan Bani Israil dibawah bimbingan Nabi Musa. Dikatakan oleh Allah sebagai satu kelompok manusia atau umat yang utama.
“Hai Bani Israil ingat-ingatlah nikmat Tuhan sekalian. Aku melebihkan kalian dari umat-umat yang lain,” kutipnya.
“Itu ternyata masih tidak berani berdoa sendiri alias tidak pede. Walaupun dikatakan umat yang utama akan tetapi kenyataannya masih mengandalkan Nabi Musa dalam berdoa,” jelasnya.
Doa Nabi Yaqub Terkabul Setelah 25 Tahun
Nabi Yaqub diuji kehilangan anaknya bernama Yusuf. Diberitakan oleh saudara-saudaranya bahwasanya Yusuf sudah meninggal dengan menunjukkan baju yang berlumur darah. Nabi Yaqub tidak percaya dengan itu semua, sehingga dia berdoa kepada Allah untuk dipertemukan kembali dengan Yusuf.
“Dari lamanya berdoa dan setiap doa diisi dengan isak tangis sampai matanya itu putih dan tidak bisa melihat Nabi Yaqub berdoa sekitar 20 hingga 25 tahun. Akhirnya bisa bertemu dengan Yusuf yang sudah menjadi menteri di Mesir,” terangnya.
Manusia Cenderung ke Kabah Berkat Doa Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah menempatkan anak dan istrinya di lembah yang sangat gersang di Arab. Nabi Ibrahim itu luar biasa sehingga Allah mengatakan sosok yang hanifan musliman, Hanifan ini dibangun atas dasar tauhid yang radikal atau tauhid yang tidak ada kompromi. Sementara musliman adalah orang yang beragama, pendekatan yang pakai adalah kepasrahan. Ini sederhana akan tetapi ini adalah intisari beragama.
Sambil mengembangkan keyakinan yang namanya husnudhan lillahi taala. Berbaik sangka kepada Allah bahwa jika perintah dilaksanakan, jika larangan dijauhi pasti berdampak maslahat pada diri ini.
Tapi pada intinya Ibrahim sampai juga di Arabiah. Mendirikan satu rumah sederhana, yang rumah itu tidak sekedar untuk tempat tinggal akan tetapi juga untuk beribadah kepada Allah. Itu diabadikan dalam al-Quran sebagai rumah yang pertama kali dibangun orang untuk beribadah kepada Allah.
Belum lama bertempat tinggal di situ, datang lagi perintah oleh Allah. Hai Ibrahim keluar dari situ, temui kaummu yang ada di sana. Karena Nabi Ibrahim memiliki sifat hanifan musliman berangkat. Sebelum berangkat Nabi Ibrahim pamit kepada istrinya yang bernama Hajar.
Ketika pamit istrinya berkata, “Hai Ibrahim. Saya juga pernah mendengar berita nabi-nabi sebelum kamu. Hanya rasanya tidak ada yang seaneh sampeyan,” ujar Hajar.
Nabi Ibrahim kaget dan berkata aneh dari sisi mana. Nabi Ibrahim hanya melaksanakan perintah Allah.
“Lihatlah saya. Saya ini perempuan yang tidak sekuat laki-laki. Lihatlah itu Ismail yang masih kecil, masak tega kau meninggalkannya,” tanya Hajar.
Anak Keturunan yang Menegakkan Shalat
Nabi Ibrahim menangis lalu membentangakan kedua tangannya, dadanya ditempelkan pada dinding Kabah, lalu berdoa kepada Allah swt yang diabadikan dalam surat Ibrahim ayat 30.
“Ya Allah, aku tempatkan anak keturunanku disebuah lembah gersang ini. Dan jadikanlah anak keturunanku itu yang menegakkan sholat. Jadikanlah hati fikiran mereka kecendrungan untuk mengunjungi mereka. Lalu berilah rezeki dari berbagai macam buah-buahan agar mereka bersyukur,” ucapnya menirukan doa Nabi Ibrahim.
Coba kita ambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim ini. Beliau berdoa agar anak keturunannya menegakkan sholat. Jagalah hati pikiran sebagian manusia untuk datang ke rumahmu yaitu Kabah. Berikanlah mereka rezeki dari berbagai macam buah-buahan.
“Dan dikabulkannya doa ini setelah ribuan tahun lamanya Nabi Ibrahim meningggal dunia. Itu karena Nabi Ibrahim tau bahwa pusaran kebahagiaan ada didalam setiap doa,” tuturnya. (*)
Penulis Pandu Anom Nayaka. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.