Variasi Makanan Balita Berbahan Daun Kelor, liputan Hesty Widowati kontributor PWMU.CO Sidoarjo
PWMU.CO – Dosen Fikes Umsida mengajari kader posyandu membuat makanan tambahan balita berbahan dasar kelor. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Ketimang Kecamatan Wonoayu Sidoarjo Jumat (11/3/22).
Tim dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terdiri Siti Cholifah SST MKeb, Yanik Purwanti SST MKeb, Jamilatur Rohmah SSi MSi, serta mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan Fikes Umsida.
Ketua Tim Dosen Fikes Umsida Siti Cholifah SST MKeb menyampaikan timnya memberikan edukasi terkait gizi dalam rangka melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat (Abdimas).
“Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan sebelumnya yang juga mengajarkan para kader cara mendeteksi bahan kimia berbahaya dalam makanan seperti borax, rodamin B, formalin dengan Jamilatur Rohmah SSi sebagai pemateri,” ujarnya.
Harapannya, lanjutnya, para kader dapat menyiapkan makanan tambahan bagi balita dari bahan makanan yang sehat bebas dari zat berbahaya.
“Kami berupaya memberikan kontribusi untuk membantu mencegah dan mengatasi masalah stunting dengan cara edukasi kader dalam pemberian makanan tambahan yang bergizi dan bervariasi berbahan dasar kelor,” ujarnya.
Atasi Stunting
Siti Cholifah menjelaskan daun kelor banyak mengandung zat gizi. Salah satunya zink yang dibutuhkan untuk mengatasi stunting.
“Tim pengabdi memberikan ide beberapa varian makanan tambahan untuk balita dari bahan kelor yaitu dengan membuat rolade ayam kelor, puding kacang hijau kelor, kue nastar kelor, dan semprit kelor,” tuturnya.
Dia memaparkan tanaman kelor merupakan bagian dari Program Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (Asman Toga) Puskesmas Wonoayu yang dibudidayakan di Desa Ketimang. Hampir tiap rumah di desa ini mempunyai tanaman kelor.
Pengabdian Dosen
Ketua PKK dan Kepala Desa Umi Kulsum mengaku senang dengan adanya pertemuan ini. “Dengan adanya kegiatan Pengabdian Dosen Umsida ini, kami mendapat tambahan pengetahuan dan ketrampilan khususnya kader di Desa Ketimang dalam upaya pencegahan stunting,” katanya.
“Di desa ini terdapat 12 balita mengalami gangguan gizi, 7 dengan kategori gizi kurang dan 5 balita yang termasuk stunting,” imbuhnya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Siti Nur Azizah Amd Keb. Bidan desa ini juga menyambut dengan senang hati dan mendukung kegiatan ini, karena kader posyandu menjadi lebih terampil dan kreatif dalam menyiapkan PMT untuk kegiatan posyandu selanjutnya. (*)
Editor Ichwan Arif Editor Muhammad Nurfatoni.