PWMU.CO– 4 Persiapan Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan disampaikan oleh Dr Aji Damanuri MEi, dosen IAIN Ponorogo dan Sekretaris Majelis Tarjih PDM Tulungagung dalam Kajian Ahad Pagi PDM Trenggalek di MBS 4 Karangan, Ahad (3/4/22).
Aji Damanuri menjelaskan, 4 persiapan menjalankan ibadah puasa Ramadhan itu pertama, persiapan rohani. Jiwa harus siap. Karena itu menguatkan niat merupakan proses keikhlasan beribadah kepada Allah swt.
”Jadi, kalau ilmu ekonomi itu ada motif, niat. Ada motif orang melakukan sesuatu, kemudian menimbulkan niat, maka yang penting itu bagaimana kita menguatkan niat itu,” jelasnya.
Dijelaskan, ke manapun itu kalau memungkinkan mendapatkan uang akan didatangi. ”Jangankan ke Jakarta ya, ke Taiwan, ke Hongkong, Korea, Amerika itu dilakukan. Karena niatnya kuat, motivasinya tinggi,” lanjutnya.
Menurut Aji Damanuri harta itu dibawa mati, maka dari itu bekerja sebaik mungkin supaya mendapatkan harta yang banyak.
”Kok bisa, harta kita bisa dibawa mati?” tanyanya. ”Ya bisa, kalau bapak ibu pingin membawa gelangnya, yang dua ons itu, makan jangan dibawa sendiri. Kalau mau dibawa ke akhirat jangan dibawa sendiri. Susah. Titipkan ke panti asuhan, biar sampai ke akhirat,” jelasnya.
”Kita punya mobil, kita punya kendaraan, dibawa mati tidak? Kalau dibawa sendiri susah. Kalau dititipkan di pengajian insyaallah akan sampai akhirat nanti. Jadi kalau punya mobil, motor, digunakan ke pengajian,” katanya.
Kedua, persiapan fisik. Fisik yang kuat memudahkan berpuasa. ”Fisik kita itu harus kuat, puasalah kamu supaya kamu sehat. Itulah kenapa orang sakit yang tak mungkin sembuh, maka dia punya keringanan untuk tidak puasa. Secara fisik kita harus sehat,” jelasnya.
Ketiga, persiapan ilmu. Persiapan dan kesiapan mengikuti ibadah di bulan suci Ramadhan berupa ilmu.
”Harus ngerti ilmunya, harus mengerti fiqihnya. Jangan sampai kita ibadah, ibadahnya keliru. Orang yang masih ragu-ragu, ilmunya kurang. Caranya biar kuat, ya ngaji. Ngaji kaidah tentang puasa, yang membatalkan, dan lain-lain,” jelasnya.
Keempat, silaturahim. Biasanya dalam tradisi Islam itu, sebelum masuk Ramadhan saling memaafkan. ”Njaluk ngapuro bapak ibu. Supaya apa? Ketika masuk di bulan Ramadhan beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, dosa itu sudah selesai,” katanya.
Kaderisasi
Kajian Ahad Pagi dibuka penampilan santri AUM Kecamatan Karangan. Murid TK Aisyiyah Bustanul Athfal Salamrejo menampilkan grup menyanyi Asmaul Husna, menari, dan karaoke Islami.
MI Muhammadiyah Salamrejo menampilkan menyanyi Islami, puisi, karate, dan pidato Bahasa Arab. Muhammadiyah Boarding School 4 Karangan menampilkan jurus Tapak Suci dan paduan suara.
Aji Damanuri menjelaskan, kader-kader yang tampil ini adalah calon aktivis Muhammadiyah. “Bapak Ibu yang hadir, setelah pulang dari acara Ahad pagi ini, satu pekan sudah lupa materi yang saya sampaikan,” selorohnya.
”Tapi anak-anak yang tampil tadi, yang tampil pidato bahasa Arab tadi, yang sampeyan ndak ngerti semua itu, pengalaman ini akan melekat di hati anak-anak ini seumur hidup,” ujarnya.
Menurut Aji, anak-anak itu tetap ingat pernah pidato bahasa Arab di sekolahnya. Hafal bahasa Arab di depan bapak ibu semuanya. ”Anak-anak Tapak Suci itu, yang tampil tadi di sini, itu seumur hidup ingat dia, dan itu yang akan jadi modal kader itu mau aktif di Muhammadiyah,” tandasnya.
Penulis Candra Dwi Aprida Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post