PWMU.CO– Hari raya bisa dinikmati semua orang tapi Idul Fitri hanya untuk orang yang berpuasa. Sebab Idul Fitri artinya kembali berbuka.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) Drs Nur Cholis Huda MSi saat mengisi Halal Bihalal guru dan karyawan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) di Auditorium AR Fachrudin, Senin (9/5/2022).
Menurut Ustadz Nur Cholis Huda, Idul Fitri bisa berarti Idul Futhur yang artinya kembali berbuka atau sarapan. Hal ini berkaitan dengan tanggal 1 Syawal, setelah sebulan penuh berpuasa semua orang kembali bisa makan dan minum di pagi hari.
Ada simbol-simbol atau kegiatan di masyarakat yang menandakan hari raya atau Idul Fitri. Mudik merupakan simbol hari raya, sedangkan Idul Fitri disimbolkan dengan ketupat.
”Sebenarnya simbol yang benar adalah ketupat, bukan lampion. Sebagaimana falsafah yang diajarkan wali songo tentang ketupat” lanjut penulis buku Sang Penggoda.
Perayaan Idul Fitri biasanya dilanjutkan dengan Halal Bihalal. Tradisi umat Islam di Indonesia ini menurut dia dimulai pada tahun 1948. Saat tokoh politik tidak mau akur dan tidak mau duduk semeja, juga adanya pemberontakan, Bung Karno resah. Maka untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut Bung Karno memanggil penasihatnya, KH Wahab Hasbullah dan KH A. Badawi.
”Sejak saat itu dilakukan halal bihalal, yaitu saling memaafkan dan menghapuskan kesalahan setiap orang,” lanjut Pak Nur.
Empat Ciri Manusia
Ada empat ciri pembeda antara manusia dengan hewan. Pertama, manusia bisa tersenyum, sedang hewan tidak bisa. Tidak ada hewan yang bisa tersenyum, karena itu senyum hanya milik manusia.
”Marilah tersenyum supaya tetap menjadi manusia. Formasi senyum yang baik adalah 2-2-7. Dua senti ke kanan, dua senti ke kiri, dan lakukan selama tujuh detik. Harus presisi kanan-kiri karena kalau penceng hormon bahagianya tidak keluar. ”Jangan tersenyum karena tanggal. Tanggal muda senyum, tanggal tua manyun,” seloroh Pak Nur.
Ciri kedua, manusia punya rasa malu. Kucing tidak punya rasa malu. Hal ini bisa dilihat kalau kucing lagi berhubungan satu kampung tahu. Nabi Muhammad bersabda, jika kamu tidak punya rasa malu, maka berbuatlah sesukamu.
“Ini sebenarnya peringatan keras, bahwa orang yang tidak punya rasa malu sudah dianggap bukan manusia,” papar Ustadz Nur Cholis Huda.
Ciri ketiga, manusia punya akal. Hewan tidak punya akal dan berpikir. Orang yang hanya memperturutkan hawa nafsu berarti telah kehilangan jati dirinya.
Ciri keempat, manusia beragama hewan tidak. Banyak orang kehilangan jati dirinya sehingga menjadi Abdul fulus. Hamba uang. Abdul kursi. Hamba jabatan. Abdul mahabbah. Hamba asmara. Abdul masyhur Hamba popularitas. “Jati diri manusia sangat mulia, yaitu sebagai Abdullah. Hamba Allah. Ia dimuliakan, bukan dihinakan,” tutur Pak Nur.
Filosofi Ketupat
Setiap perayaan Idul Fitri biasanya disajikan ketupat atau kupat. Dalam ungkapan Jawa, kupat dibuat dari janur yang artinya sejatining nur (cahaya ilahi). Sedangkan kupat dalam filosofi Jawa berarti laku papat. Pertama lebar, puasanya tuntas. Bagi yang punya utang harus cepat dilunasi agar bisa lebar.
Kedua lebur, hilang segala perilaku buruk karena sudah ditempa selama puasa. Ketiga luber, kebaikannya melimpah. Keempat labur, bersih bercahaya seperti dicat ulang. Habis puasa wajahnya cerah bercahaya.
“Riyaya kupat dari kata kufah artinya sempurna. Jadi setelah puasa Ramadhan selama satu bulan, lalu ditambah enam hari di bulan Syawal maka nilainya sempurna, seperti puasa satu tahun,” tambah Pak sambil menyitir hadits: Man shoma ramadhana tsumma atsbaahu sittim min syawwal.
Selain kupat juga ada lepet yang berasal dari kata luput, artinya salah. Lepet menjadi simbol laki-laki, diikat supaya tidak melampiaskan nafsu sekehendaknya.
Penyakit B10
Nabi bersabda, tidak masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahmi. Dalam hidup kita dianjurkan untuk berbuat ihsan.
”Berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita itu biasa. Berbuat baik kepada orang yang salah kepada kita, itu luar biasa,” ujarnya. ”Berbuat lebih baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita itulah ikhsan.”
Silaturahmi harus terus dilakukan. Apalagi ketika usia sudah masuk 60 tahun maka manusia akan dihinggapi penyakit B10. 1. Botak. 2. Bogang/ompong. 3. Bingung/pikun, kemampuan otak menurun. 4. Blereng -rabun. 5. Budeg -tuli. 6. Bungkuk. 7. Bawel/bisu. 8. Beser. 9. Buyuten. 10. Bokek.
“Jika bapak ibu punya orang tua berilah uang sebelum orang tua minta. Biasanya orang tua tak akan meminta walau dalam kesulitan. Maka kita harus memberi tanpa perlu diminta,” pungkas Pak Nur.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto