PWMU.CO – Pemuda Muhammadiyah merupakan salah satu elemen terdepan dalam menyikapi kasus pidana penistaan agama Islam yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sejak awal, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sudah bersikap jelas dan benderang dalam menyikapi kasus ini.
“Pemuda Muhammadiyah yang menyuarakan pertama kali dengan melaporkan sang penista agama itu ke aparat,” terang Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak kepada PWMU.CO, (8/2).
(Berita terkait: Tak Ingin Umat Diadu Lawan Aparat, Muhammadiyah Imbau Tak Ikut Aksi 112)
Karena itu, Dahnil menyatakan jalan hukum yang sedang berjalan ini diharapkan untuk segera diputuskan dalam menghukum Ahok. “Karena kalau tidak, maka gejolak umatIislam akan semakin kuat dan bertambah keras,” jelas Dahnil di sela-sela silaturrahmi ke kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), hari ini (8/2).
Menurut Dahnil, pemerintah juga terlihat tidak main-main dalam menangani kasus Ahok ini. “Saya yakin tidak main-main dalam menangani kasus Ahok karena itu sangat berresiko sekali . Masyarakat akan marah besar bila pemerintah berani main-main dengan kasus ini.”
(Baca juga: Meski Laporkan ke Polisi, Pemuda Muhammadiyah Tegaskan Tak Benci Ahok dan Etnisnya)
Dalam pandangan Dahnil, meski rencana aksi 112 ini seringkali dikumandangkan sebagai lanjutan dari aksi Bela Islam sebelum-sebelumnya, terutama aksi 212 atau 2 Desember 2016, tapi punya perbedaan yang fundamental. Karena itu, berbeda dengan sebelum-sebelumnya, kini Muhammadiyah punya sikap yang berbeda dalam menyikapinya.
“Sikap Muhammadiyah yang mengijinkan warganya untuk ikut Aksi 212 dengan memberi fasilitas yang beragam adalah sebuah contoh yang baik dan itu sebagai bukti sinyal ada ibrah persatuan umat Islam,” jelas Dahnil.
(Baca juga: Bersepeda Motor Malang-Jakarta, Pria 70 Tahun Ini Siap Ikuti Aksi 4 November)
“Aksi 212 kemarin sudah berjalan sangat baik dan kondusif,” jelas Dahnil sambil menyatakan aksi 112 –jika benar-benar dilakukan– justru akan kontraproduktif.
Kenapa? “Karena tanggal 11 itu kan sudah dekat Pilgub Jakarta, sehingga bisa dibaca bahwa ini adalah sebuah langkah politik. Kalau itu betul dilakukan, maka tanggal 15 itu akan sangat berbahaya , akan kacau sekali nanti,” jelas Dahnil
(Baca juga: Kata Buya Syafii Maarif tentang Akar Masalah Ahok dan Ancaman 9 Naga)
“Untuk itu, kami Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah mengambil sikap tegas untuk tidak akan ikut pada aksi 112,” jelas Dahnil. “Dan kami tegaskan pula, meminta para sahabat kami tiak ikut pada aksi 112,” tambahnya menghimbau eksponen angkatan muda Muhammadiyah.
Bagi Dahnil, aksi 212 yang lalu itu sudah sangat bagus. Kalau dipaksakan diadakan aksi 112, dia justru khawatir umat Islam akan kekurangan argumentasi terkait aksi ini.
(Baca juga: Pesan Din Syamsuddin untuk Bangsa Berkaitan dengan Ahok)
“Saya khawatir teman-teman itu kurang argumentasi. Semua sudah lihat kalau Ahok sudah diproses secara hukum, kenapa lagi mau aksi? Apa yang akan disampaikan?” jelas Dahnil.
Rencana aksi 112 yang berdekatan dengan Pilgub, apalagi di masa tenang, tambah Dahnil, sangat mungkin malah dijadikan senjata bagi Ahok untuk meragukan motif demo-demo bela Islam yang terdahulu.
(Baca juga: Bertemu Jokowi, Begini Sikap PP Muhammadiyah tentang Demo 4 November)
“Nah ini malah akan menimbulkan wacana bahwa selama ini yang dilakukan umat islam bukan soal penistaan agama, tapi politik,” terang Dahnil tentang kekhawatiran itu. “Nah, jadilah itu menjadi komdditasnya politik Ahok dan kawan-kawannya. Yang rugi siapa ? Umat islam lagi kan,” jelas Dahnil bertanya.
Meski demikian, sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dahnil tetap memberikan dukungan kepada semua pihak yang akan mengikuti aksi 112 sambil menyelipkan sebuah renungan.
“Kepada teman-teman yang mengikuti aksi 112, mohon tetap hati-hati karena itu bisa menjerumuskan perjuangan kita yang panjang ini akan jadi sia-sia,” pungkas Dahnil.
Semoga menjadi renungan bersama. (uzlifah/kholid)