Sepuluh Pesan Ketua LDK PP Muhammadiyah Kepada Wisudawan Smamio, liputan Ichwan Arif kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Orang beriman dan berilmu memiliki korelasi positif untuk meng-upgrade kualitas intelektual, maka dia akan menjadi ilmuwan. Demikian juga, Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dalam kualitas keimannya.
Inilah yang disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Muhammad Ziyad MA dalam acara Wisuda IV SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) di Hotel Aston, Sabtu (4/6/22).
Dia menyampaikan Jangan sampai ada orang beriman tetapi tuna iman. “Ini tidak boleh. Jangan sampai orang berilmu terus arogansi dan mengabaikan nilai-nilai keimanan,” ujarnya.
Waktu kecil analogi yang mengatakan ketika bercita-cita, berimajinasi untuk bisa mengubah dunia. Ketika besar, dunia tidak berubah, maka cita-citanya mengubah negeri. Negeri juga tidak berubah, maka dia akan mengubah orang terdekat.
“Orang terdekat juga tidak berubah, maka dia mengubah dirinya dulu. Setelah ini dilakukan, maka dia akan mengubah orang dekat, lingkungan, Negara, dan dunia,” ungkapnya.
Mengubah lewat Pendidikan
Muhammad Ziyad menjelaskan cara mengubah yang paling tepat adalah melalui pendidikan. Hal ini bisa di contoh Jepang. Yang dibangun di Negara ini adalah pendidikan etika, moral, dan adabnya.
“Karakter building dibangun dalam membangun sumber daya manusianya,” katanya.
Dengan karakter ini, lanjutnya, Jepang tumbuh menjadi Negara yang sangat luar biasa. Masyarakatnya, disiplin, memiliki motivasi belajar yang sangat luar biasa.
10 Langkah Raih Mimpi
Muhammad Ziyad mengungkapkan siswa Smamio harus memiliki mimpi. Orangtua dan guru harus mendorong sehingga siswa memiliki semangat untuk meraih dan mencapainya.
“Maka, siswa harus menyiapkan langkah strategis untuk bisa mencapainya. Tentunya, siswa harus mampu memerintahkan diri sendiri,” tegasnya.
Pertama, planning. Buatlah planning yang baik. Ketika sudah diterima di bangku kuliah, maka harus mem-planning. Kuliah harus berapa tahun supaya bisa lulus. Telah itu melanjutkan S2, S3, dan seterusnya.
Setelah tulis rencana itu, jangan hanya diangan-angan saja. Langkah kedua yaitu rumuskan dalam tulisan. “Maka cita-cita, mimpi bisa tercapai. Artinya, kita harus merancang rencana-rencana ke depan.”
Ketiga, disiplin untuk mencapai, mewujudkan cita-cita, tujuan tersebut. Cita-cita harus luas, mengglobal. Keempat miliki iwa kreatif dan inovatif. Anak muda dengan dunia digital sangat luar biasa. Mereka banyak mendapat kesempatan.
“Karakter kreatif dan inovasi ini harus dilatih.”
Jiwa Kompetitor
Langkah kelima adalah bangun jiwa kompetitor. Siswa harus memiliki jiwa juara, maka siap berkompetisi dan berkompetitor dengan baik.
Keenam berbuat baiklah dengan orangtua. Jangan menyakiti hati orangtua. “Bahagiakan hati mereka dengan cara menampilkan prestasi. Dengan sendirikan itu adalah cara membahagiakan hati orangtua.
Ketujuh, berbuat baik dengan guru. Keberkahan ilmu itu harus membahagiakan guru yang telah memberikan proses belajar. Maka siswa harus mengucapkan, “ikhlaskan ilmu-ilmu yang telah diberikan dan doakan kami,”katanya.
“Kedelapan, jangan biarkan anak-anak berjuang di belantara ilmu sendirian. Orangtua harus mendoakan putra-putrinya ketika menempah ilmu. Menengadah dan mendoakan supaya Allah menurunkan ilmunya ke anak-anaknya.”
Kesembilan, menguatkan iktiar dan spiritual anak. Jangan lupa, anak harus bangun shalat malam seperti yang sudah dibangun di sekolah. Ini adalah bagian mensyukuri nikmat Allah.
Kesepuluh tawakal kepada Allah SWT. Langkah ini menjadi sandaran terakhir, setelah ikhtiar, berbuat baik, kemudian menyerahkan tawaka kepada Allah. “Menyerahkan diri ke Allah, semoga Allah mudahkanlah anak dalam mencapai cita-cita,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.