PWMU.CO – Karakter kepemimpinan akan sangat berpengaruh dalam terwujudnya tujuan organisasi. Tak terkecuali di Persyarikatan Muhammadiyah. Menurut Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember Kusno MPdI, sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, Muhammadiyah telah menanamkan kesadaran bahwa setiap kader adalah pemimpin.
Dengan demikan, lanjut Kusno pada diri pemimpin melekat tugas, fungsi dan kewenangannya sesuai dengan kapasitas maupun kemampuannya. ”Tak kalah penting adalah setiap orang yang menjabat akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya tersebut,” Kusno memberikan pengarahan Upgrading Keorganisasian, di Masjid Usamah bin Zaid PCM Kaliwates, Jember, Ahad (12/2) kemarin.
(Baca: Din Syamsuddin: Jangan Ada Imam Lain di Muhammadiyah Selain Ketua Umum PP)
Pria asal Lamongan ini lantas menegaskan kembali bahwa kepemimpinan di Muhammadiyah bersifat kolektif kolegial. Yakni, tidak adanya dominasi kekuasaan. Para petinggi di Muhammadiyah justru berbagi kekuasaan, kewenangan, peran, tugas dan fungsinya sesuai dengan hirarki kepemimpinan yang telah diatur dalam aturan Persyarikatan Muhamadiyah.
Lebih lanjut Kusno menjelaskan, kepemimpinan kolektif kolegial yang menjadi jiwa dan dijalankan Muhammadiyah itu mengambil spirit profetik (kenabian). Yakni, senantiasa mengabdi dengan tulus dan ikhlas, senatiasa memberi dan berbagi (humanis), tolong-menolong dalam kebaikan (taawuniyah), berorientasi kekinian (berkemajuan), serta menekankan keteladanan utama (iswahyudi hasanah).
”Dan tak kalah pentingnya adalah loyalitas atau kesetiaan (sami’naa wa atho’naa) kepada pemimpin secara hirarkis sesuai ketentuan Persyarikatan,” Kusno menegaskan kembali.
(Baca juga: Penjelasan Din Syamsuddin Kenapa Muhammadiyah Jarang Adakan Kegiatan Pengumpulan Massa dan Aksi 112: Patuhi Organisasi, 19 Bus Rombongan Muhammadiyah Ini Batalkan Berangkat ke Jakarta)
Ia pun mengingatkan kepada kader Muhammadiyah Jember agar tetap istiqomah menjaga dan merawat kebersamaan, kekompakan dan komitmen dengan baik dan benar. Sehingga Persyarikatan Muhammadiyah dapat semakin tumbuh dan berkembang dengan tunas-tunasnya adalah ranting dan cabang baru.
Sementara dalam menghadapi berbagai isu kebangsaan seperti radikalisme, narkoba, dan komunisme, Kusno menekankan agar warga Muhammadiyah tidak gamang, ragu dan bimbang. Karenanya, warga Muhammadiyah didorng untuk meneguhkan ideologinya, sesuai dengan keyakinan yang menjadi rumusan dan ditetapkan Persyarikatan.
”Sudah sejak dulu, kini ataupu di masa yang akan datang, mereka, Yahudi, Nasrani, Majusi, dan orang kafir dari ahli kitab serta musyrikin, termasuk komunis tidak akan pernah diam dan tidak pernah berhenti berupaya memadamkan cahaya Allah, yakni agama Islam,” paparnya.
(Baca ini juga: Wujudkan Kemandirian, 6 Program Ini Wajib Dipahami Warga Muhammadiyah Jember)
Meski begitu, Kusno mengajak agar umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah tetap berusah menjunjung tinggi dan mengenalkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. ”Mari semua itu kita hadapi dengan penguatan ideologi, konsolidasi organisasi dan terus beramal dengan senantiasa menebar kebajikan untuk umat, bangsa dan kemanusiaan universal,” ajaknya.
Upgrading Keorganisasian di Zona II yang terdiri atas 4 PCM (Kaliwates, Sumbersari, Mangli dan Rambipuji) tersebut ditujukan dan diikuti oleh Ketua, Sekretaris dan Bendahara PRM se-Zona II.
Para pengiat ranting inipun dibekali dengan wawasan kepemimpinan dari Drs Heni Suwondo MPdI, kemudian Strategi Pengembangan Cabang dan Ranting oleh Ir Habib Ihsan MP, Kesekretariatan dan Tata Kelola Administari Organisasi oleh Drs Aji Nugroho, serta Kebendaraan oleh Wahmin MPd. (pdm/aan)