Sekolah ini belajar khusus Kurikulum Merdeka ke SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda). Liputan Moh Ernam, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau semua sekolah harus melaksanakan Kurikulum Merdeka pada tahun 2024. Untuk itu semua sekolah sebaiknya mempersiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum tersebut, baik secara mandiri maupun penunjukan dari dinas pendidikan.
Itulah mukadimah Kepala Smamda Sidoarjo Wigatiningsih saat Membuka Seminar Bedah Kurikulum Merdeka di Auditorium Ki Bagus Hadikusumo, Kamis (8/7/22). “Smamda sengaja menyelenggarakan kegiatan seminar bedah Kurikulum Merdeka untuk persiapan tahun ajaran 2022/2023. Tentu ada latar belakangnya,” terang Wigatiningsih.
Wigati, sapaan akrabnya, juga menambahkan, latar belakang pertama karena Smamda lolos sebagai Sekolah Penggerak angkatan pertama tahun 2021, melalui seleksi kepala sekolah. Latar belakang kedua sebagai konsekuensi logis dari lolosnya Smamda sebagai sekolah penggerak. “Yakni memberikan praktik baik kepada sekolah yang ada di sekitarnya, yang sudah dilaksanakan selama satu tahun berjalan,” ujarnya.
Ketiga, lanjut dia, karena Smamda mendapat intruksi dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, untuk berbagi pengalaman baik.
“Sebelumnya sudah kami lakukan di PWM bersama-sama dengan kepala SD, SMP, SMA, dan SMK yang lolos Sekolah Penggerak untuk Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu. Juga sudah dilakukan bersama para kepala sekolah swasta yang lain di Sidoarjo dan Surabaya,” urai pendekar Tapak Suci itu.
Pengimbasan yang dilakukan bersama-sama itu, sambungnya, justru memantik banyak sekolah untuk belajar lebih mendalam. Permintaan studi banding dan kunjungan begitu banyak untuk sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
“Kami berpikir kalau masing-masing sekolah yang mengajukan itu hadir satu-satu tentu kami tidak punya waktu yang cukup. Mengingat kesibukan kami mempersiapkan kurikulum merdeka di kelas XI Fase F,” terang Wigati.
Kegiatan sekolah penggerak luar biasa sangat banyak. Smamda harus menyiapkan guru-guru tahun kedua di kelas XI Fase F. Untuk menyiasati kepentingan tersebut, Smamda mengundang seluruh sekolah untuk hadir di Smamda dalam satu waktu bersamaan.
“Agar semua bisa terfasilitasi, kami menginisiasi untuk menghadirkan teman-teman SMA Muhammadiyah se-Jawa Timur dalam bingkai Seminar Bedah Kurikulum Merdeka di tempat ini, hari ini”, pungkasnya.
Belajar Khusus
Peserta seminar sangat antusias, mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Bahkan, ada dari luar sekolah Muhammadiyah. Selain Sidoarjo sendiri, datang juga dari Jember, Bondowoso, Ngawi, Pamekasan, Malang, Sumenep, Lamongan, Nganjuk, dan Gresik.
Bahkan peserta dari Kabupaten Pasuruan didampingi langsung Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pasuruan. “PDM Kabupaten Pasuruan secara khusus mendampingi sekolah dari Pasuruan. Sejak awal Pasuruan berniat untuk belajar ke Smamda secara khusus,” terang Ketua Panitia Naimul Hajar.
Rupanya kedatangan PDM Kabupaten Pasuruan tidak hanya untuk mendampingi, tapi juga membawa cendera hati. Tidak hanya satu, tapi dua. “Selain cendera hati dari PDM ternyata juga dari Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Pasuruan,” lanjut Naimul. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.