Psikolog RSUD Sidoarjo Elok Kartika Sari kupas perundungan di SMP Miosi. Liputan Mahyuddin, kontributor PWMU.CO dari Sidoarjo.
PWMU.CO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo bekerja sama dengan SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi) mengadakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dengan sosialisasi bertema “Aku, Kamu, dan Bully” pada Selasa (26/7/22). Hadir sebagai narasumber adalah Elok Kartika Sari MPsi, psikolog RSUD Sidoarjo.
Elok Kartika Sari menjelaskan terlebih dahulu pengertian bullying, “Bullying atau perundungan merupakan perilaku tidak menyenangkan, baik verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata atau maya, yang membuat seseorang menjadi tidak nyaman, sakit hati, tertekan, yang dilakukan perorangan atau kelompok,” jelasnya.
Psikolog RSUD Sidoarjo ini juga menginformasikan kasus terbaru bullying di bulan Juli ini di Tasikmalaya, yaitu kasus siswa SD berusia sebelas tahun meninggal karena depresi akibat bullying. “Bentuk bullying ternyata juga bisa lewat dunia maya. Macam-macam bullying juga bisa dalam bentuk fisik verbal dan psikologis” paparnya.
Selain itu, kata dia, juga ada bullying di dunia maya yaitu dalam bentuk menyebarkan kabar bohong, pesan terror, mengunggah foto tidak semestinya, perang kata-kata di dunia maya, memperdaya seseorang untuk melakukan sesuatu yang memalukan, membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang, dan mengucilkan seseorang dari grup daring,” terang Elok Kartika Sari.
Faktor-Faktor Penyebab
Siswa Miosi juga menerima informasi terkait faktor-faktor penyebab perilaku bullying, yaitu tradisi turun temurun dari senior dan balas dendam karena dulu pernah diperlakukan sama. “Seperti ingin menunjukkan kekuasaan kepada korban, dan tidak berlaku sesuai dengan yang diharapkan mendapatkan kepuasan,” tuturnya.
Ciri-ciri pelaku bullying, lanjut dia, adalah sering bersikap agresif terhadap orang dewasa bahkan terhadap orangtua dan guru, tampak percaya diri tapi sebenarnya tidak, pandai beralasan untuk mencari jalan keluar dari situasi sulit, dan cepat marah. “Termasuk juga merupakan korban bullying orang lain, sehingga melakukannya lagi pada yang lain,” jelas psikolog RSUD saat memaparkan presentasinya ini.
Untuk korban bullying, kata Elok, juga ada ciri-cirinya yaitu menjadi lebih pendiam, melamun, lebih sering menyendiri, dan menarik diri dari pertemanan, menunjukkan gestur cemas takut dan terancam, dan mogok sekolah karena prestasi menurun.
“Membangun kepercayaan diri penting untuk tindakan pencegahan bullying. Bagi diri sendiri sebaiknya bangun rasa percaya diri, tetap tenang, jangan ragu untuk bercerita, minta tolong, dan melaporkan,” pesan Elok Kartika Sari. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.