PWMU.CO– 4C, kunci sukses marketing sekolah dikupas oleh Dokter Tjatur Priambodo, Ketua Komite SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) pada kajian parenting Forum Taaruf Wali Siswa (Fortawa) di auditorium AR Fachrudin, Sabtu (23/7/2022).
“Dunia marketing biasa mengenal sebagai 4C. Masing-masing punya peran sendiri-sendiri yang harus dipadukan itu dengan baik sehingga menjadi sebuah kekuatan yang menyinergikan antara orang tua siswa dengan sekolah,” kata dokter Tjatur.
Pria yang akrab disapa Doktjat ini membeberkan bahwa C yang pertama dari 4C adalah company. Dalam hal ini adalah sekolah. Sekolah menjadi sesuatu yang harus dikuatkan agar mampu berkembang sedemikian hebat dengan berbagai macam prestasi yang sudah diraih.
“Tentu ini menjadi sebuah kebanggaan bagi kita, Smamda bisa menunjukkan prestasi itu kepada kita semua, para wali siswa,” lanjut ayah empat anak ini.
Dia mengatakan, internal Smamda pasti memiliki standar yang sudah ditentukan. Kepala sekolah mengatur sedemikian rupa sehingga ada sinergi antar lini, antar unit yang ada di sekolah. Tujuannya tentu untuk memberi yang terbaik kepada siswa.
“Jadi untuk urusan company, urusan sekolah tentu di internal Smamda yang akan mengatur sedemikian rupa. Kita sama-sama harus yakin bahwa apa yang dilakukan Smamda untuk memberi yang terbaik pada anak-anak kita,” ujar Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan ini.
C berikutnya, sambung dia, adalah customer. Dalam hal ini wali siswa. Customernya mempunyai berbagai macam keinginan, berbagai macam ekspektasi terhadap anak-anak kita. Setiap wali siswa pasti sudah punya angan-angan anaknya harus seperti apa.
Secara sederhana penggabungan dari ilmu pengetahuan dan iman ketakwaan itu menjadi poin penting di Smamda. Dari situ perkembangan anak-anak bisa dilihat oleh orang tua yang punya standar keinginan saat memasukkan anak-anak ke Smamda.
“Nah bagaimana harapan yang tinggi itu dipadukan dengan target dari sekolah ini supaya bisa meluluskan siswa-siswanya yang berkarakter dan berkompeten. Itu mutlak harus ada jalinan komunikasi yang luar biasa intens,” tambah dokter Tjatur Prijambodo.
Kompetitor
C yang ketiga adalah competitor, saingan. Kompetitor itu adalah sekolah-sekolah di luar Smamda Sidoarjo. Ini bukan untuk menilai baik buruknya kompetitor-kompetitor itu, tetapi apabila ada di antara kompetitor lain yang bisa memberi sesuatu yang baik dan itu belum dilakukan Smamda maka hal itu sangat bisa untuk dikomunikasikan dengan Smamda. “Tentu Smamda akan sangat welcome menerima masukan dari bapak ibu sekalian,” tegas anggota MKPU Jatim.
Dan C yang terakhir adalah change, perubahan. Menurut dia, C terakhir ini luar biasa. Perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat. Konteks ini adalah perubahan yang terjadi di seputaran kita, termasuk regulasi regulasi yang telah diterbitkan oleh pemerintah terkait dunia pendidikan.
”Sampai ada pameo ganti menteri ganti kurikulum. Penggunaan kurikulum yang kemudian berubah-berubah terus harus diantisipasi dengan cepat oleh sekolah. Dulu ada tes masuk sekolah, ganti menjadi zonasi. Dulu ada jurusan A1, A2, ganti MIPA dan IPS,” katanya.
“Perubahan itu, tutur dia, yang justru lebih menuntut kita, antara orang tua siswa dengan sekolah untuk betul-betul saling sinergi, saling memahami, saling komunikasi dengan baik.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto