PWMU.CO – BPOM Izinkan Penggunaan Darurat Obat Baru Paxlovid untuk SARS CoV-2. Pada pertengahan bulan Juli 2022 yang lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi menerbitkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk Obat Paxlovid.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada awal tahun 2022 yang lalu juga mengatakan bahwa melalui kesepakatan dengan Medicines Patent Pool, organisasi nirlaba yang didukung oleh PBB, memungkinkan Paxlovid buatan Pfizer ini diproduksi di dalam negeri. Terapi oral khusus untuk SARS-CoV-2 sangat dibutuhkan guna mencegah rawat inap dan mencegah risiko kematian.
Untuk mengetahui informasi seputar obat baru antivirus SARS-CoV2 ini, berikut ini hasil wawancara kontributor PWMU.CO Isrotul Sukma daring dengan ahli mikrobiologi dari Universitas Esa Unggul Jakarta, yang sekaligus Pembina Pondok Pesantren Babussalam Socah Bangkalan, Prof Dr Maksum Radji M.Biomed Rabu (3/08/2022).
Apa Itu Paxlovid dan Bagaimana Cara Kerjanya?
BPOM secara resmi menerbitkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk Obat Paxlovid tablet salut selaput, sebagai obat Covid-19, setelah sebelumnya menerbitkan EUA untuk antivirus Favipiravir dan Remdesivir (2020), antibodi monoklonal Regdanvimab (2021), serta Molnupiravir (2022).
Adanya tambahan jenis antivirus untuk penanganan Covid-19 yang memperoleh EUA ini menjadi salah satu alternatif dalam penatalaksanaan Covid-19 di Indonesia.
Paxlovid adalah antivirus oral dalam bentuk kombipak, yaitu terdiri dari 300 mg Nirmatrelvir (dua tablet 150 mg) dan 100 mg Ritonavir (satu tablet 100 mg) yang diminum bersama-sama dua kali sehari selama lima hari.
Obat ini digunakan untuk mengobati Covid-19 pada orang dewasa dengan gejala sedang dan ringan yang hanya boleh dikonsumsi berdasarkan rekomendasi dokter. Paxlovid diberikan bagi pasien Covid-19 yang tidak memerlukan bantuan oksigen dan yang berisiko tinggi terjadinya keparahan COVID-19. Sehingga dengan pemberian Paxlovid ini dapat menghindari gejala penyakit yang berat dan dapat menghindari perawatan di rumah sakit.
Berdasarkan hasil uji klinik fase 2 dan 3 menunjukkan Paxlovid dapat menurunkan risiko hospitalisasi atau kematian sebesar 89 persem pada pasien dewasa Covid-19 dengan komorbid (penyakit penyerta), serta dikatakan mampu melawan beberapa varian virus SARS CoV-2 termasuk varian Omicron.
Berdasarkan efektivitas Paxlovid dalam melawan virus SARS-Cov-2, obat ini berpotensi menjadi antivirus oral kedua yang digunakan dalam pengobatan Covid-19, setelah sebelumnya Molnupiravir lebih dulu mendapatkan EUA untuk pengobatan Covid-19dari BPOM.
Paxlovid bukan suatu repurposing drug, tapi merupakan obat antiviral baru yang dikembangkan khusus oleh Pfizer untuk menghambat replikasi virus SARS CoV-2.
Obat ini merupakan kombinasi antara senyawa inhibitor protease SARS CoV-2 yaitu Nirmatrelvir dan Ritonavir. Nirmatrelvir adalah inhibitor dari enzim protease utama (Main protease = Mpro). Enzim protease utama (Mpro) ini berperan penting dalam replikasi virus SARS CoV-2.
Enzim protease utama (MPro) ini berperan sentral pada sintesis RNA virus SARS CoV-2, pada proses transkripsi dan translasi protein struktural virus, serta morfogenesis dan pelepasan virus dari sel inang. Sehingga penggunaan Paxlovid yang merupakan inhibitor dari enzim protease utama (Mpro) ini dapat menyebabkan virus gagal untuk bereplikasi.
Nirmatrelvir ini dikombinasikan dengan ritonavir dosis rendah yaitu senyawa yang berfungsi untuk memperlambat metabolisme nirmatrelvir oleh enzim sitokrom dalam hati, agar konsentrasi senyawa nirmatrelvir tetap tinggi dan efektif dalam dalam waktu tertentu, dalam memblokir replikasi virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh manusia.
Kapan harus mengonsumsi Paxlovid dan berapa dosis Paxlovid?
Beberapa ahli menyarankan bahwa Paxlovid bekerja paling baik pada awal perjalanan penyakit yaitu dalam lima hari pertama gejala Covid-19 muncul. Oleh sebab itu, Paxlovid harus diminum segera setelah gejala Covid-19 muncul bagi orang-orang yang berisiko tinggi. Sebab jika infeksi virus sudah lebih dari satu minggu, kerusakan dalam tubuh menjadi semakin parah dan tidak bisa hanya diberikan antiviral, karena memerlukan terapi suportif lainnya.
Adapun dosis Paxlovid yang dianjurkan adalah tiga obat Paxlovid yang terdiri dari 300 mg Nirmatrelvir (dua tablet 150 mg) dan 100 mg Ritonavir (satu tablet 100 mg) diminum bersama-sama, 2 kali sehari selama lima hari. Dengan demikian dibutuhkan 30 tablet Paxlovid selama lima hari.
Paxlovid diberikan pada pasien dewasa di atas 12 tahun dengan berat badan lebih dari 40 Kg, yang memiliki hasil tes Covid-19 positif dan berisiko tinggi untuk mengalami keparahan, misalnya pasien yang positif Covid-19 memiliki komorbid termasuk kanker, diabetes, obesitas, atau pasien lansia yang berusia di atas 65 tahun.
Baca sambugan di halaman 2: Efektivitas Paxlovid