PWMU.CO – Merasa prihatin dengan munculnya polemik kebijakan penentuan nasib PT Freeport, Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (FT UMM) Ir Sudarman MT melontarkan gagasan nyeleneh, yakni Muhammadiyah diharapkan bisa membeli saham PT Freeport.
”Kalau bisa Muhammadiyah membeli saham PT Freeport. Sehingga Freeport bisa benar-benar dikelolah dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh negara dan rakyat Indonesia semuanya,” ujar Sudarman dalam obralan ringan di sela-sela agenda Workshop Bidang ESDM PP Pemuda Muhammadiyah, Kamis (23/2).
Hadir dalam bincang santai di ruang lobby Hotel UMM Inn tepat pukul 11.00 tersebut, di antaranya Nursubekhi MT, Zulfatman Haz PHD, Iis Siti Aisyah PHD, dan Ketua Bidang ESDM PP Pemuda Muhammadiyah Muhammad Sukron ST.
(Baca: Begini Tanggapan Pemerintah Usai Didukung Pemuda Muhammadiyah dalam Melawan Arogansi PT Freeport)
Lebih lanjut Sudarman mengungkapkan, sudah saatnya Muhammadiyah serius bisa melibatkan diri dalam persoalan PT Freeport. Karena saat ini kader-kader Muhammadiyah banyak yang ahli di bidang eksak ataupun ahli di bidang teknik.
”Sejatinya Muhammadiyah memiliki potensi untuk mengurai masalah Freeport itu, karena banyak kalangan dosen, peneliti, atau kader-kader yang konsen di bidang riset dan pengembangan teknologi. Dengan begitu, ke depan Muhammadiyah akan benar-benar siap beramal untuk kesejahteraan umat. Mulai dari kebijakan sampai dengan penerapan teknologi,” terangnya.
Di sisi lain, Nursubekhi lebih menekankan pentingnya ada kebijakan dalam alih teknologi energi. ”Salah satu yang harus di-support dengan baik oleh pemerintah dalam hal ini adalah kebijakan ataupun dari segi teknisnya,” ungkapnya.
(Baca juga: Ajakan Menteri ESDM Ignasius Jonan kepada Pemuda Muhammadiyah)
Muhammadiyah juga sudah selayaknya memiliki database tentang potensi teknologi serta pengembangannya. Sehingga Muhammadiyah dengan mudah bisa melakukan perencanaan teknologi. ”Jika punya data riset teknologi, maka Muhammadiyah akan punya peran penting dalam pengembangan teknolgi masa depan, termasuk Freport,” Zulfatman dengan serius melontarkan idenya.
Sementara itu Muhammad Sukron menegaskan, sudah saatnya Muhammadiyah konsen menagani riset dan alih teknologi. Yakni dengan membuat Majelis yang konsen untuk menangani teknologi dan pengembangannya. ”Itu tentu akan baik untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan komersial,” tandasnya. (izzudin/aan)