Pondok MBS At-Taqwa, Modal Besar SMP Muhammadiyah 11 Gosari, liputan Rahayu Lailatul Maghfiroh, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Kamis (20/10/2022) setelah shalat Dhuhur berjamaah, beberapa siswa dan dewan guru SMP Muhammadiyah 11 (SMP. Muhlas) Gosasi, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur membentuk barisan menyambut kehadiran tiga juri LLSMS PDM Gresik: Mohammad Nurfatoni, Pressa Surya Perdana Saputra, dan Mardliyatul Faizun.
Yel-yel SMP Muhlas dan ‘siapa kita’ membuat suasana siang yang panas oleh terik matahari itu jadi meriah. Para tamu dari Majelis Dikdasmen dan Mejelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik itu tampak sumringah menerima sambutan itu. Mereka ikut bertepuk tangan dan meneriakkan yel-yel.
Setelah melewati ‘gerbang’ hidup itu, tim juri Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS) diajak Kepala SMP Muhlas Ir Aminuddin masuk ke kantor untuk beramah tamah.
Dalam sambutannya, Ir Aminuddin mengharapkan masukan, bimbingan, dan arahan dari tim juri untuk kemajuan sekolah. Permintaan itu dijawab oleh Mohammad Nurfatoni yang biasa disapa Fatoni. Menurutnya, selain menjuri LLSMS, kehadiran tim untuk bersilaturahmi dan berbagai pengalaman untuk kemajuan sekolah.
Usai beramah tamah di kantor kepala sekolah, juri masuk ke ruang-ruang kelas dan meninjau fasilitas lainnya. Di kelas VII, Fatoni meminta dua siswa menjawab tebak kata dalam permainan pembelajaran biologi berjudul Anatomi Tubuh Manusia. Dua siswa yang berhasil menjawan pertanyaan Fatoni adalah Hafidz Hilmi Mujaffadan Keyla Rosa Adriana.
Di kelas VIII, Pressa meminta Ririn Aprilia Setyawati, bercerita tentang “siapa dirimu”, sebelum menyampaikan suatu motivasi tentang gantungkan cita-citamu di atas langit.
Di kelas IX, Fatoni dan Pressa meminta siswa menghidupkan kelas dengan tanaman-tanaman hidup. Yakni memanfaatkan botol bekas jadi vas bunga, lalu dihias untuk media tanaman hidroponik.
“Ini penting untuk kesejukan dan kenyamanan suasana kelas,” kata Fatoni. Sedangkan pengerjaan tugas ini, menurut dia bisa menjadi project yang melibatkan beberapa mata pelajaran. Yakni IPA (Biologi), Seni Budaya dan Parkarya (SPB), Kesehatan dan Lingkungan Hidup (KLH), dan Agama. Hasil project itu bisa ditempatkan di setiap ruang kelas dan selasar lantai duayang saat itu belum ada tanamannya sama sekali.
Perpustakaan berbasis digital merupakan saran dan arahan dari juri ketika memasuki ruangan perpustakaan SMP Muhlas, yang saat ini masih manual. Pemoderan perpustakaan itu menurut Fatoni sebagai sebuah keniscayaan agar anak-anak kembali tertarik membaca buku daripada asyik bergedget ria.
Sebab, katanya, melalui membaca kita akan lebih luas mengetahui ilmu pengetahuan. “Dan itu sudah diingatkan dalam wahyu pertama surat al-Alaq ayat 1-5,” ujarnya. Selain digitalisasi, Fatoni memberi masukan agar ada kegiatan yang terencana untuk menarik minta siswa berkunjung ke perpustakaan. Misalnya ada tugas membaca lalu mengimplementasikan hasil bacaan itu berupa tulisan. Bisa resensi buku. Atau bahkan untuk bahan orasi (muhadharah) siswa.
Karena itu dia berharap pada beberapa mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Gresik dan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya—yang saat itu sedang menjalani program Kampus Mengajar Kemendikbudristek—untuk membimbing para siswa tersebut dalam bidang literasi, dan bidang lainnya.
Baca sambungan dihalaman 2: Modal Besar Pondok