Dalas Music Kolaborasikan Until I Found You dengan Wayang Kulit; Liputan Estu Rahayu; kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Pagelaran wayang kulit berkolaborasi dengan lagu Until I Found You tampil menghibur dalam acara Penganugerahan Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS), Filantropi Cilik, dan Penyerahan Beasiswa Orangtua Asuh di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Sabtu (3/13/2022).
Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen, Majelis Lingkungan Hidup, dan Lazismu Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik mengundang grup “Dalas Music ” dari SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Jawa Timur, ini khusus untuk menghibur dan menyampaikan pesan untuk mencintai lingkungan.
Bahasa Inggris Versus Bahasa Jawa
Lagu Until I Found You sedang viral di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Uniknya, Dalas Music berhasil mengkolaborasikan dengan pagelaran wayang kulit.
Dengan suara merdu, Salsabila Nur Zam dan Muhammad Zaidan Rizqy Alvinnoorea membawakan lagu itu mirip vokal penyanyi aslinya, Stephen Sanchez dan Em Beihold.
Begini liriknya:
Georgia, wrap me up in all your-
I want you in my arms
Oh, let me hold you
I’ll never let you go again like I did
Oh, I used to say
“I would never fall in love again until I found her”
I said, “I would never fall unless it’s you I fall into”
I was lost within the darkness, but then I found her
I found you
Georgia, pulled me in
I asked to love her once again
You fell, I caught you
I’ll never let you go again like I did
Oh, I used to say
“I would never fall in love again until I found her”
I said, “I would never fall unless it’s you I fall into”
I was lost within the darkness, but then I found her
I found you
I would never fall in love again until I found her
I said, “I would never fall unless it’s you I fall into”
I was lost within the darkness, but then I found her
I found you
Diiringi alunan musik yang dibawakan teman-temannya: Nafela Maisya Irfianda (biola), Athalarasya Sulthan Indarliano (keyboard atau pianis), dan Mario Cahyo Arsono (cajon).
Di akhir lagu, Vinno, sapaan Muhammad Zaidan Rizqy Alvinnorea meraih 5 wayang kulit yang ada didepannya. Kemudian menancapkan tokoh Arjuna, Semar dan Hanoman.
Sebagai pembuka, dia memutar-mutar dua gunungan. Lalu menggerakkan tangan Raden Arjuna sambil berkata kemayu dalam bahasa Jawa. “Semar, kepriye kahanane saiki (Semar, bagaimana keadaaanmu sekarang),” ucapnya.
Semar yang berada di tengah menjawab dengan suara besar dan berwibawa, “Kahanan sakmenika kathah bencana sinuhun. Baik bencana akibat ulah manusia ugi bencana sakaalam piyambak (Keadaan sekarang banyak bencana, Tuan,baik akibat ulah manusia atau alam sendiri),” lanjutnya.
“Mangka para kadang aja nganti mbuwang sampah sembarangan. Sing bisa nekakake banjir lan penyakit,” ucap Semar yang memiliki postur tubuh bulat pendek gemuk dengan bibir tebal berwarna merah.
Pagelaran wayang itu di tutup dengan gunungan yang dikibar-kibarkan dan ditancapkan ditengah Raden Arjuna dan Semar. Tepuk tangan meriah sontak memenuhi Hall Lantai 4 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik.
Menjaga Lingkungan
Menurut Dheni Iga Pratiwi SPd, sang pelatih, ada dua jenis bencana alam. “Yaitu bencana yang disebabkan karena alam itu sendiri dan bencana akibat ulah tangan manusia,” ujarnya.
Dari tampilan itu, lanjutnya, agar masyarakat menjaga lingkungan di sekitarnya. “Lebih tepatnya, mengingatkan dan menjaga alam,” imbuhnya.
Kepada PWMU.CO, Ustadzah Dheni, sapaannya, berbagi pengalaman dengan grup Dalas Music. “Kami mempersiapkan ini dalam waktu satu pekan,” ujarnya.
Mereka latihan setelah mengikuti ujian akhir semester (UAS). ” Di samping itu, ada juga yang mengikuti les privat di luar jam sekolah. Jadi meskipun mereka harus belajar untuk ujian, namun tetap meluangkan waktu untuk latihan,” tuturnya.
Vinno, vokal sekaligus sang dalang mengungkapkan wayang yang dia bawa merupakan wayang kulit buatan sendiri. “Saya membuatnya sendiri di rumah,” ujarnya.
Dia mengaku bakat dalang dan hobi membuat wayang ditekuni saat pandemi Covid-19 melanda. Berdiam diri di rumah saat pandemi Covid-19 berlangsung selama dua tahun, membuatnya semakin tekun membuat wayang kulit. “Alhamdulillah sekarang sudah menghasilkan 30 wayang kulit,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni