Maroko Menampilkan Wajah Islam di Mata Dunia; Oleh Bana Fatahillah, lulusan Al-Azhar Kairo Mesir, sekarang mengajar di Pesantren at-Taqwa Depok.
PWMU.CO – Maroko menjadi sorotan dalam Piala Dunia Qatar 2022. Sejumlah umat Muslim tergerak untuk melihat dan mendukung tim Atlas Lion ini. Alasannya tentu karena mayoritas pemainnya Muslim.
Meski banyak yang mengatakan jangan kaitkan bola dengan Islam, namun ada satu hal penting yang perlu direnungkan. Hal itu adalah bagaimana wajah Islam dipertontonkan di mata dunia.
Syekh Usamah Sayyid Al-Azhari, ulama muda Al-Azhar pernah menyampaikan: “Setiap dari kita adalah gambaran yang mengilustrasikan agama yang mulia ini di mata dunia. Maka dari itu setiap dari kita harus memperhatikan bagaimana manusia melihat agama ini darinya.”
Karenanya, sadar atau tidak, sebagaimana diungkapkan Syekh Usamah, kita adalah ilustrasi dari agama yang mulia ini dimata dunia. Maka perlihatkanlah hal-hal baik yang menggambarkan agama ini. Dan dalam hal ini pemain Maroko memperlihatkan itu semua.
Salah satunya adalah hubungan baik sejumlah pemain Maroko dengan orangtua mereka, khususnya sosok ibu. Semua mata menyorot pemandangan menarik ini. Seorang komentator Jerman bahkan mencatat bahwa hal seperti ini adalah fenomena langka yang sudah jarang didapati di kalangan mereka.
Ia menulis: “Kami tidak lagi melihat ikatan keluarga yang intim di masyarakat. Konsep keluarga telah memudar, sehingga kami hanya bisa melihat para pemain berciuman dengan model dan pacar mereka sementara orang tua mereka ditinggal di panti Jompo. Dukungan moral dari keluarga memainkan peran besar dalam kemenangan Maroko, sementara kami datang untuk mendukung homoseksualitas dan menutup mulut.
Kami mengajari mereka (maksudnya orang Maroko) cara bermain sepak bola, sehingga mereka lebih unggul dan melebihi kami, dan kami harus belajar etika dan nilai-nilai keluarga dari mereka, berharap suatu saat kami melihat pemain kami mencium kening ibu dan ayah mereka juga (hoping thar one day we see our players kissing the forehead of their mothers and fathers too)” (https://www.facebook.com/profile)
Keyakinan
Menghormati orang tua adalah nilai universal yang bahkan ada di luar Islam. Namun bukan itu poinnya. Melainkan bagaimana pemain Maroko mampu memperlihatkan itu semua di pentas dunia tatkala pemandangan itu mulai terkikis di kalangan mereka.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah sikap optimis mereka kepada Tuhannya, Allah SWT. Mereka yakin bahwa di balik semua ini, baik menang ataupun kalah bukan sebatas ia dan usahanya, melainkan Allah SWT. Saat diwawancara oleh media, di antara mereka menyampaikan bahwa kuncinya adalah percaya kepada Allah. “Jika Anda bersama Allah, maka tidak ada yang tidak mungkin!”
Jawaban optimis seperti ini jangan dianggap sebelah mata. Ini menunjukan bagaimana optimisnya mereka bersama Allah SWT, baik menang ataupun kalah. Sebab umunya manusia hanya ingat kepada Tuhannya saat ia jatuh dan kalah seraya berkata ini adalah takdir Tuhan. Namun tatkala sukses seseorang hanya ingat tentang dirinya, usahanya, dan kerja kerasnya semata.
Ia seketika lupa siapa pemberi hakiki kesuksesan dan kemenangan itu. Al-Quran pun sangat banyak menggambarkan hal ini (lihat diantaranya Yunus 12, ar-Rum: 33, Fusshilat 51, al-Ma’arij: 21). Bayangkan, wawancara mereka didengar oleh dunia. Inilah Islam yang tak pernah lupa akan Tuhannya.
Wajah Islam pun semakin dipertontonkan oleh Allah kepada dunia melalui akhlak dan perilaku sejumlah pemain Maroko. Didapati bahwa tidak sedikit dari mereka merupakan Muslim yang taat. Tidak meninggalkan kewajiban atas Allah SWT. Hapal kitab sucinya. Tidak hidup mewah. Mendonasikan gajinya untuk orang miskin di Maroko. Dań sebagainya.
Salah satunya adalah Hakim Ziyech, pemain di klub favorit saya, Chelsea, yang sempat disorot sejumlah media. Dia tetap mempertahankan keimanannya meski hidup dalam lingkungan minoritas. Tradisi Islam tetap melekat kuat pada diri Ziyech hingga kini. Ia menjaga puasanya dalam banyak laga, baik di klub lamanya di Belanda ataupun di London.
Selain dikenal sangat taat dalam menjalankan ibadah keagamaan, Ziyech juga dikenal sebagai sosok penyayang keluarga, terutama ibunya. Melihat besarnya peranan ibunda, Ziyech pun mendedikasikan banyak gelar yang ia terima untuk sang ibu. Hal itu ia buktikan dengan membawa ibunya ke panggung untuk menerima piala ketika dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Belanda pada musim 2017/2018.
Tidak hanya Ziyech, wajah Islam terus dibuka dan diperlihatkan satu persatu lewat pemain Maroko. Sejumlah pemain lainnya seperti Amrabat, Yassine Bounou, Zakaria AbouKhlal, Achraf Hakimi, Boufal, Azzedine Ounahi, dan lainnya. Seakan lewat ajang Piala Dunia Qatar 2022 ini Allah SWT hendak mengenalkan agamanya.
Dukung Palestina
Hal terakhir yang menurut saya turut diperlihatkan adalah simpati mereka atas Palestina. Hal itu ditunjukan lewat dikibarkannya bendera Palestina usai menang lawan Portugal.
Media Israel meminta FIFA untuk menghukum sikap tersebut. Tulisan bertajuk “Will FIFA Punish Moroccan Team over Palestianian Flag?” disebarkan oleh Media Israel. Mereka mempertanyakan sikap FIFA yang tidak adil saat melarang promosi LGBT namun membiarkan bendera Palestina berkibar bebas seperti itu. (https://www.israeltoday.co.il)
Bagi saya, ini adalah satu bentuk pembelaan dan dukungan atas Palestina. Dan ini perlu diacungkan jempol terlepas apapun masalah yang terjadi di tatataran politik. Jika dikatakan, jangan kaitkan masalah politik dengan sepakbola, maka seharusnya negara Barat perlu mengoreksi sikap FIFA yang dualisme juga.
Koran resmi Al-Azhar (2/03/2022) pernah mengeluarkan artikel dengan judul, “Apakah FIFA Mengenal Palestina?” Muhammad Faraj, penulis artikel tersebut, mengkritik sikap dualisme dan standar ganda (al-kail bi al-mikyaalain) yang diterapkan oleh FIFA saat melarang mencampuradukan olahraga dengan politik.
Sebab sikapnya mengecam Rusia dalam Piala Dunia tidak sama dan sebanding dengan sikapnya terhadap Israel yang telah menyerang Palestina. Bahkan menurut sejumlah reporter, FIFA telah mengecam beberapa pemain Muslim yang menunjukan simpati terhadap Gaza di dalam lapangan dengan alasan jangan campurkan olahraga dengan politik. (https://nwafez.com)
Inilah yang dipertontonkan oleh tim Maroko pada dunia melalui Piała Dunia Qatar 2022 ini. Dan sebagai seorang Muslim kita pasti yakin bahwa ini bukanlah hal yang terjadi begitu saja. Ini semua berjalan sebagaimana takdir yang Allah tetapkan. Seakan Allah sudah mengatur sedemikian rupa bagaimana ingin menampakan agama Islam dipertontonkan di mata dunia.
Maroko telah kalah 0-2 di babak semifinal dari Prancis. Namun sejatinya ia menang di hati umat muslim. Mereka berhasil mengukir sejarah dengan tinta emas. Maka sebagai orang Islam kita layak bangga dengan keberhasilannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni