PWMU.CO – Ternyata menulis novel bisa dilakukan bersama-sama. Ini dibuktikan oleh murid-murid SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XII, Senin (30/1/2023).
Bersama guru Alfi Faridian, murid-murid antusias belajar. Menurut Bu Al, sapaannya, kegiatan ini merujuk pada Kurikulum 2013 dengan kompetensi dasar yaitu merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.
Alfi mengatakan, tujuan dari pembelajaran ini adalah murid-murid kelas XII terampil menulis novel. Karena masih proses belajar, maka satu novel ditulis bersama-sama dengan kelompoknya. “Dengan harapan novelnya dicetak dalam bentuk buku,” katanya.
Kegiatan diawali dengan mengenalkan beberapa penulis ternama beserta karyanya. Menurut Alfi, hal ini bertujuan agar mereka terinspirasi para novelis tersebut. Di antara novelis yang dikenalkan Seno Gumirang, Pramoedya Ananta Toer, NH Dini, Tere Liye, Eka Kurniawan, Raditya Dika, A Fuadi, Asma Nadia, Dewi Lestari, dan yang lainnya.
“Agar murid-murid lebih memahami, kegiatan ini dikemas dalam bentuk permainan. Alhasil, murid-murid tidak hanya mengenal penulis ternama, tetapi juga mendapat point teaching dari permainan tersebut,” katanya.
Analisis Novel
Kegiatan berikutnya adalah menganalisis novel yang dipilihkan Bu Al, guru dengan dua anak. Malaikat Tak Bersayap karya Ria Mustika Fasha, itulah judul novel yang harus dianalisis.
Masih dikemas dalam permainan, masing-masing kelompok berkompetisi untuk menampilkan hasil diskusi secara maksimal. Setelah itu, mereka berlatih berani berpendapat dan berpikir kritis.
Keseruan makin memuncak ketika yang didiskusikan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. “Amanat yang kelompok kami dapatkan dari cerita tersebut adalah sebagai orangtua harus mendidik sesuai dengan zamannya,” ujar Nabeel Yudha Pratama kelas XII IPS 4 penuh semangat.
“Sebagai orang tua harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada sang anak, apa pun kondisinya,” ungkap Zahwa Amalia Rabbani tak mau kalah. Suasana kelas makin riuh dengan adu pendapat.
Merancang Novel
Setelah proses pengenalan dan analisis novel usai, saatnya kelas terbagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi merancang novel. Mulai dari tema, menyusun sinopsis, dan unsur-unsur intrinsik. Dengan dibuat dalam bentuk mind mapping, masing-masing anggota harus memahami jalan ceritanya. Sesekali Bu Alfi mendampingi dan memberikan solusi jika di kelompok tersebut ada kendala.
Setelah menyepakati tema dan unsur-unsur instrinsiknya, koordinator menyusun peristiwa sejumlah anggota,per kelompok terdiri dari 20 anggota. Kegiatan dilanjutkan dengan pengembangan masing-masing peristiwa oleh anggota kelompok dalam bentuk tulisan.
Setelah para anggota menyelesaikan tulisannya, koordinator kelompok menghimpun dan menyatukan dalam bentuk file. Kemudian di-layout, disunting, lalu dicetak. Maka jadilah satu novel yang ditulis ramai-ramai. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni