Mencari Pimpinan Muhammadiyah yang DARJO oleh Dr Tjatur Prijambodo MKes, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo
PWMU.CO– Musyda ke-11 Muhammadiyah Sidoarjo sudah di depan mata. Bakal digelar di kampus Umsida, Ahad (5/3/2023). Agenda utama mencari pimpinan Muhammadiyah Sidoarjo.
Sebagai rumah besar yang menampung anggota dari berbagai unsur dan latar belakang, maka wajar di Muhammadiyah muncul berbagai macam perbedaan pendapat di saat menyikapi sebuah kejadian atau fenomena.
Selama dalam koridor pemikiran Muhammadiyah, hal itu sah-sah saja. Justru membuktikan luasnya khazanah pemikiran. Untuk itu dibutuhan pimpinan yang mampu mengolahnya menjadi satu kekuatan yang dahsyat.
Dalam kacamata penulis, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo harus memiliki sifat DARJO. Singkatan dari Dakwah, Amanah, Ramah, Jujur, Oase.
Dakwah
Dakwah secara bahasa artinya memanggil, mengundang, ajakan, imbauan dan hidangan. Dakwah juga bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan. Dalam Al Quran, kata dakwah ini memiliki makna hampir sama dengan tabligh, nasihat, tarbiyah, tabsyir, dan tanzdir.
Islam disebarkan melalui jalur dakwah. Islam adalah agama dakwah. Agama ini disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat manusia melalui aktivitas dakwah, tanpa kekerasan, tanpa paksaan, atau kekuatan senjata.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Ada banyak ayat dalam al-Quran yang menerangkan tentang dakwah. Salah satunya pada surat an-Nahl ayat 125 sebagai berikut.
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Ajaklah manusia ke jalan Tuhanmu dengan cara yang bijaksana, pengajaran yang baik dan berdialoglah dengan mereka dengan cara-cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Maka pimpinan Muhammadiyah harus mampu menyampaikan kebaikan dengan bijak, melawan kemungkaran dengan lemah lembut dan merangkul tanpa harus mengepalkan tangan.
Amanah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amanah artinya sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Amanah merupakan sifat dan akhlak utama Rasulullah.
Hal ini dijelaskan dalam al-Quran surat an-Nisa ayat 58:
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Maka, pimpinan Muhammadiyah harus mampu menjaga kepercayaan yang diberikan. Tidak memanfaatkannya untuk kepentingan golongan tertentu, apalagi untuk kepentingan pribadi.
Kepercayaan itu mahal. Jadi, tak bisa diberikan kepada sembarang orang. Terkesan sederhana, namun tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Sekali dicederai, akan sulit mendapatkannya kembali. Maka, kalau ada yang rela memberikan amanah, tugas utama yang menerimanya adalah menjaga dan memeliharanya.
Jangan sia-siakan kepercayaan. Jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga. Lalu, bagaimana caranya mendapatkan sekaligus menjaga kepercayaan dan memeliharanya?
Tidak perlu menyalahkan orang lain dengan mengambil pendekatan yang lebih rendah hati dan jujur. Segera mengakui Ketika membuat kesalahan. Jangan sampai memilih pemimpin yang tidak baik. Karena ujungnya adalah kerusakan demi kerusakan.
Ramah
Menurut KBBI, ramah artinya, baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya. Ali Imron 159, menyatakan: Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.
Ada kemanfaatan yang bisa diraih jika kita bersikap ramah tamah dan sopan santun yaitu lebih dengan mudah diterima oleh orang lain. Dan ramah adalah penunjang lahirnya kesuksesan.
Banyak tujuan dicapai karena ditunjangnya dengan sikap santun yang ditunjukkan. Allah SWT dan Rasul-Nya akan mencintai hamba-Nya yang sikap santun. Kemanfaatan yang diperoleh jika kita berperilaku ramah dan lemah lembut akan menghantarkan diri seseorang menjadi mulia. Maka, pimpinan Muhammadiyah harus mampu bersikap ramah kepada siapapun, bahkan kepada para pembencinya.
Jujur
Menurut KKBI: lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Dalam perspektif islam, kejujuran merupakan salah satu sifat terpenting dalam kepribadian seseorang dan sekaligus menjadi pertanda keimanannya.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari Sahabat Abu Hurairah RA bahwa Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Datangilah Amanah kepada Orang yang mempercayai-mu dan janganlah berkhianat kepada orang yang mengkhianati-mu”.
Ketika seseorang mengkhianati amanahnya, maka tak usah balik mengkhianatinya. Ketika seseorang berbuat jelek, maka tak perlu dibalas dengan kejelekan yang sama. Memang terkadang menyakitkan.
Namun, sifat inilah yang dicontohkan oleh Baginda Rosul. Beliau merupakan pribadi yang sangat membenci sifat kadzib atau bohong dan khianat, karena kedua sifat ini merupakan bagian dari tanda orang munafik, sedangkan orang munafik itu berada di dasar jurang neraka. Maka, pimpinan Muhammadiyah harus jujur.
Salah satunya kejujuran dalam pegelolaan keuangan. Salah satu cara untuk menjembatani kejujuran keuangan adalah dengan cara Audit Eksternal terhadap Laporan Keuangan.
Oase
Menurut Wikipedia: daerah yang subur dan terpencil yang berada di tengah gurun, umumnya mengelilingi suatu mata air atau sumber air lainnya dan memiliki beberapa pepohonan di sekitarnya.
Keberadaan oase sangat penting dalam rute perdagangan dan transportasi di daerah gurun. Oase menjadi tempat untuk beristirahat dan mengisi kembali persediaan air bagi para kafilah dagang yang melintasi gurun.
Maka, pimpinan Muhammadiyah harus mampu menjadi penyegar dari kelesuan, menjadi cahaya bagi kegelapan dan menjadi pencerah dari kejumudan. Bukan sebaliknya, justru menjadi penghambat kemajuan organisasi.
Editor Sugeng Purwanto