Berjuang di Muhammadiyah ibarat Gula dan Kelapa; Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan Kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO — Ketika kita berjuang, suatu saat kita harus bersikap seperti gula, selalu memberi rasa meskipun tidak pernah disebut. Ketika gula di campur kopi kemudian dikasih air panas, maka jadilah kopi. Ketika gula dicampur dengan air kelapa muda, kemudian dikasih degan dan es, maka jadilah es degan.
“Tetapi disitu ada kehadiran gula yang senantiasa memberi rasa meskipun tidak disebut,” Demikian Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs H Shodikin MPd menyampaikannya ketika sambutan pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-12 Muhammadiyah Lamongan di Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Sabtu (4/3/2023).
Dalam berjuang, lanjut Shodikin, mungkin harus lebih ekstrem lagi. Yaitu menjadi seperti kelapa. Karena proses kelapa menjadi santan membutuhkan proses yang sangat tragis.
“Ambilnya saja diunter kemudian dijatuhkan. Begitu juga dikupas, dipacaki, diparut, kemudian diperas. Tapi yang dikeluarkan adalah santan yang begitu gurih. Itulah perjuangan. Kalau kita berjuang, kita harus tangguh seperti kelapa,” tuturnya.
Sebelumnya, Shodikin bersyukur, “Alhamdulillah, hari ini kita bisa menghadiri Musyda Ke-12 Muhammadiyah Lamongan yang insyallah dengan Musyda ini kita bertekad mengimplementasikan segala yang kita miliki untuk semangat perjuangan masa depan.”
Oleh karena itu, lanjutnya, Musyda mengusung tema ‘Membumikan Lamongan Berkemajuan, Menuju Kejayaan Lamongan’. Tema ini, kata Shodikin, merupakan sinergitas antara Muhammadiyah dan Pemerintah. Karena Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang menjadikan Indonesia merdeka.
“Dan semenjak Indonesia merdeka sampai hari ini, belum ada bintik-bintik permasalahan dari Muhammadiyah dengan Pemerintah,” tegasnya.
Kemudian dia menerangkan, Musyda merupakan permusyawaratan tertinggi di tingkat kabupaten. “Yang nanti di dalamnya, saya bersama teman-teman yang terpilih pada Musyda ke-11 di Brondong akan melaporkan pertanggungjawaban selama satu periode dan atas program yang telah dicapai,” ujarnya.
Selanjutnya, dia mengajak peserta menyiapkan program periode lima tahun ke depan yang mereka amanahkan kepada para pemimpin yang dipilih dan diberi amanah para anggota Musyda.
“Dengan begitu, InsyaAllah keberlanjutan yang kesinambungan Muhammadiyah yang sudah menjadi khoiru ummah,” ujarnya.
Khoiru ummah merupakan umat yang terbaik. Kemudian berupaya menggerakkan umat yang begitu luas.
Di akhir sambutannya, Shodikin berpantun:
Pergi ke Puntan naik Garuda
dalam rangka sambang sanak family dan dhuriyah tercinta
selamat datang untuk Anggota Musa’da
mari kita berjuang untuk Muhammadiyah tercinta. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN