Dari Bandeng Nener ke Banjar Kemuning, cerita tim Tari Smamda di Musyda Sidoarjo; Liputan Moh Ernam, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Tabuh gamelan mendayu, gerak langkah menderap gemulai. Mengabarkan kegembiraan masyarakat pesisir. Lincah, tangkas, trengginas. Itulah tari Banjar Kemuning, tari khas Sidoarjo untuk menyambut tamu.
Tari ini dibawakan dengan apik oleh siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) ke-11 Muhammadiyah Sidoarjo, yang bertempat di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Kampus I, Ahad (5/3/23).
Menurut pendamping tim Tari Banjar Kemuning Juliarto Joedi Wahjono, anak-anak mempersiapkan tarian dalam dua pekan. “Yakni sejak diminta oleh panitia untuk tampil di pembukaan Musyda ke-11,” terang Papa Yudi, sapaannya.
Awalnya, lanjut dia, panitia meminta Tari Bandeng Nener, sebuah tari khas Sidoarjo juga. Namun karena tarian itu lebih cocok dibawakan anak-anak TK dan SD, maka Smamda menawarkan tari Banjar Kemuning. “Sebenarnya anak-anak juga belum siap, belum pernah latihan tari Banjar Kemuning,” papar guru Seni Budaya Smamda tersebut.
Begitu panitia Musyda ke-11 menyetujui Tari Banjar Kemuning, siswa Smamda langsung bersiap. Mulai dari penentuan penari, pembuatan jadwal, sampai latihan. “Anak-anak latihan sendiri sepulang sekolah. Saya hanya mendampingi sesekali untuk melihat kemajuannya, dan membetulkan gerakannya,” tambah Papa Yudi.
Mendekati H-5 Musyda, latihan mulai ditingkatkan. Seusai shalat dhuhur anak-anak langsung latihan. Tempat latihan juga dipindah, dari sanggar ke auditorium. “Ini supaya anak-anak makin terpantau latihannya. Mereka latihan bersama tim tari Genjring Banyuwangi, tari Asmaraloka, dance K-Pop dan tradisional, serta kolaborasi Ortom Smamda yang akan ditampilkan pada acara pawai dan jalan sehat,” jelasnya.
Penampilan Perdana dan Latihan Singkat
Papa Yudi menjelaskan, penampilan tari Banjar Kemuning dibawakan oleh anggota ekstrakurikuler (ekskul) baru. Gita Maharani Marlita, Farah Nadila Pramesti, Aulia Nasya Devina, Nailah Khoirunnisa Putri Abdurrahman, dan Ni’matul ‘Aysya Tsaaniyah, mereka tergabung dalam ekskul tari “Pancer Luwes”. “Anak-anak baru mengajukan ekskul tari bulan Februari. Jadi ini penampilan perdana dengan latihan yang singkat,” urai Papa Yudi.
Mereka berlatih dengan antusias untuk membuktikan bahwa mereka mampu dan bisa membawakan berbagai tari daerah, terutama Jawa. “Komandannya Ni’matul ‘Aysya Tsaaniyah. Sejak SMP memang ikut sanggar tari. Sudah sering juara. Bahkan di pagelaran Muhammadiyah Got Talent PDM Sidoarjo, Tsaani juara I,” imbuhnya.
Yudi mengungkapkan, Tsaani dan kawan-kawan bertekad menaklukkan tari daerah Jawa Timur. Ada tari Muang Sangkal dari Sumenep, tari Geleng Room dari Situbondo, tari Gandrung Banyuwangi, dan lain-lain. “Semoga mereka berhasil, terima kasih panitia Musyda,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.