Pelajaran Kejujuran di Balik Film Sumur Songo karya Siswa SD Mugeb; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – CGV Cinemas Icon Mall Gresik memutar film berjudul ‘Sumur Songo’ karya siswa kelas V Afrika SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jawa Timur, Kamis (16/3/2023) pukul 10.00 WIB.
Ini salah satu dari lima film yang ditayangkan pada Gala Premiere Mugeb Film Festival 2023. Yakni ajang apresiasi film Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bertema ‘Cerita Bersejarah tentang Kearifan Lokal Gresik’ yang mengandung nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.
Film berdurasi 8 menit itu disutradarai Narendra Rama. Tentu Rendra, sapaan akrabnya, dibantu seluruh rekannya dalam menggarap film ini. Alvina Mughni sebagai ketua tim penulis naskah, Anindita Valentina sebagai pemain sekaligus ketua tim artistik, dan Favian Ransi sebagai ketua tim marketing.
Sang narator M. Elvarel Biega awalnya menceritakan, “Pada suatu hari ada putri cantik bernama Nyai Ageng Tumengkang Sari. Dialah cucu Sunan Giri. Dia berasal dari Kelurahan Sidokumpul. Kecantikannya membuat Pangeran Majapahit yang non Muslim ingin melamarnya.”
Tapi sang putri tidak ingin menikah dengannya karena beda agama. Akhirnya Nyai Ageng Tumengkang Sari mengajukan syarat membuat sepuluh sumur dalam semalam. Sang putri yang diperankan Mutiara Ainun berdoa, “Ya Allah jangan sampai pangeran memenuhi syaratnya.”
Pangeran yang diperankan M. Kenzo Rifqy langsung mengerjakan syarat itu hingga dia merasa berhasil membuat sepuluh sumur. Nyai Ageng Tumengkang Sari tahu pangeran berhasil membuatnya. Tapi karena dia tidak ingin menikah, dia berbuat curang. Ada satu sumur yang dia duduki.
Sementara pangeran terus menghitung sumur buatannya. Berulang kali. Sayang, hanya ada sembilan sumur. Pangeran itu tak menyadari ada satu sumur yang putri duduki. Sang putri senang akhirnya tidak menikahi pangeran.
Sebaliknya, pangeran sangat sedih karena gagal menikahi putri.
Dua prajuritnya berperang melawan prajurit putri karena sedih pangeran tak jadi menikah. Pengeran dan putri akhirnya saling meminta maaf karena prajurit mereka saling berperang.
Tepuk tangan begemuruh usai film pertama pagi itu diputar. MC Raden Panji Hartono MPd meminta siswa memetik pelajaran dari filmnya. Odie Ramanta Putra yang duduk di kursi paling atas mengangkat tangan. “Tidak boleh bertengkar!” jawabnya antusias.
Kevin Azmi sepakat. Dia yang duduk di depan Odie menambahkan, “Pentingnya selalu berdamai.”
M. Faruq Ahsan punya jawaban lain. “Tidak boleh main curang,” ujarnya. Neno, sapaan akrab MC, langsung membenarkan, “Ya, kejujuran dan sportivitas itu penting.”
Kemudian jawaban tak terduga datang dari Vondra Janitra. Dia mengatakan, “Jangan mencintai orang yang tidak mencintai kita.” Spontan seisi bioskop yang terdiri dari siswa kelas V, guru, dan sebagian wali siswa itu gerr-gerran mendengarnya. (*)