Cintailah Pemuda Muhammadiyah seperti Cinta Kayyis pada Layla: Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan; Kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM) Dzul Fikar Ahmad Tawalla hadir dalam kegiatan Spirit Ramadhan yang digelar oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan, di Aula PDM Lamongan, Ahad (19/3/2023).
Turut hadir Sekretaris Jenderal PPPM Najih Prasetyo, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)Lamongan Drs Shodikin MPd, Sekretaris PDM Lamongan Dr Piet Hizbullah Khaidir MA, dan Wakil Ketua PDM Lamongan Drs H Ghufron MAg.
Peserta lainnya: organisasi otonom daerah, serta kader-kader Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) dan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) se-Kabupaten Lamongan.
Ketua PDPM Lamongan Muhammad Anang Nafi’uzzaki mengucapkan terima kasih atas kehadiran Dzul Fikar Ahmad Tawalla dan Najish Prasetyo serta kader-kader Pemuda Muhammadiyah Lamongan.
“Ini merupakan kebanggaan bagi warga Lamongan yang kedatangan dua tokoh pimpinan kita di Pemuda Muhammadiyah,” ujarnya.
Dzulfikar Ahmad Tawalla mengatakan, berpemuda Muhammadiyah itu layaknya berislam, rukunnya sama. Rukun syahadat ada dua an-nafyu wal isbat (meniadakan dan menetapkan).
“Jadi yang pertama kita harus meniadakan. Kalau di Pemuda Muhammadiyah rukunnya berorganisasi, maka kita harus percaya bahwa tidak ada organisasi yang bisa membawa kebahagiaan dalam hidup kita kecuali Muhammadiyah,” ujarnya, dengan disambut tepat tangan meriah.
Kemudian pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum I DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia mengutip perkataan orang Arab. “Hidup ini pernah mengajarkan cinta, dan pengalaman mengajari kita siapa yang kita cintai, dan situasi mengajarimu siapa yang mencintai kita,” katanya.
Cinta Kayyis pada Layla
Lantas lulusan Megister Komunikasi Stikom Interstudi Jakarta 2021 ini mengulas cerita antara Kayyis dan Layla.
Dia menceritakan, duta cinta dalam Islam yang masyhur itu Kayyis dan Layla. Saking cintanya Kayyis kepada Layla. Suatu waktu, dia sering mengunjungi rumah Layla.
Dia datang ke rumah Layla dan melihat tembok-tembok rumahnya, kemudian dicium.
Kemudian ada seseorang yang bertanya, kenapa kamu mencium tembok rumah Layla?
Dia menjawab, “Bukan masalah dengan tembok ini, tapi siapa yang berada di balik tembok ini.
Artinya, kata Mas Dzul Fikar, panggilan akrabnya, kalau kita cinta terhadap Pemuda Muhammadiyah, maka kecintaan itu harus mampu mendorong kita kepada command center Pemuda Muhammadiyah.
“Jadi, jangan harap kita mau besar sebagai pimpinan di Muhammadiyah, namun sementara sekretariat kita selalu kosong,” kata Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI).
“Mengundang rapat sangat susah. Akhirnya pengurus mengurusi pengurus. Maka, kami berharap manifestasi cinta ini tumbuh dalam hati kita masing-masing dan yang mendorong kita untuk membesarkan Pemuda Muhammadiyah,” harap pria kelahiran Sungguminasa 28 April 1987 ini. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni