Sukses Berdakwah dengan Tiga Cara Ini; Liputan Muhammad Mauludy Falaakhy
PWMU.CO – Prof Dr Biyanto MAg menyampaikan tiga cara berdakwah dalam Baitul Arqam Guru dan Karyawan SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo 1444/2023 di Auditorium Nyai Walidah Smamda, Kamis (6/4/2023).
Membawakan materi bertema Peran Guru dan Karyawan dalam Sukses Dakwah, Biyanto mengutip Surat an-Nahl 125
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”
Berdasarkan ayat tersebut, ada tig acara berdakwah. Pertama bil hikmah yakni dengan cara yang bijaksana.“Jadi dakwah itu tidak boleh memaksa, harus dengan cara yang bijaksana,” ujar Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu.
Dia memberi contoh KH Ahmad Dahlan ketika mendakwahkan agama Islam dengan bermain alat musik biola. Menurut dia, jika Islam itu didakwahkan oleh orang yang tepat, yang memiliki wawasan keagamaan bagus, luas, dan mendalam, maka Islam akan diterima dengan cara-cara yang enak.
“Maka kalau kita ingin mengajar dengan cara bil hikmah tersebut, wawasan kita harus luas, daya interaksi sosial kita juga harus kuat,” kata Biyanto.
Kedua wal mauidzatil hasanah. Dengan pengajaran yang baik. Dengan nasihat yang baik. Dengan tutur kata yang lembut. “Ketika kita mengajar di SMA Muhammadiyah tercinta dan berhadapan dengan siswa-siswi maka pilihan kata ini menjadi penting,” kata pria asal Laren Lamongan itu.
Debat yang Bermutu
Ketiga—jika dipaksa harus berdebat—maka berdebatlah dengan dialog yang baik karena role model di sekolah itu adalah guru.
“Nabi kita Muhammad SAW berpesan dalam haditsnya wasiru wala tu’assir, permudalah jangan dipersulit.Dan jangan di takut takuti. Dari sinilah berdakwah perlu menjaga perasaan,” kata dia.
Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat UINSA Surabaya itu mengatakan guru harus selalu menjadi problem solving bukan problem maker.
“Mari bergeser dari sumber masalah menjadi sumber pemecah masalah. Apa yang menjadi masalah pada masa ini harus kita urai bersama, kemudian masing-masing dari kita harus memberikan kontribusi untuk memajukan sekolah kita tercinta,” tuturnya.
“Mempertahankan kebiasaan yang sudah baik ini bukan perkerjaan yang mudah namun jika dilakukan secara bersama sama semuanya akan terwujud,” tambah dia.
Kajian yang disampaikan oleh Biyanto ini diliput secara live on air oleh Suara Muslim Radio Network 93.8 FM Suara Muslim Surabaya, 89.9 FM Suara Muslim Lumajang, 88.7 FM Suara Muslim Tuban, 97 FM Mitra Batu, dan live online Youtube Suaramuslim TV. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni