Lima Pesan PWM Jatim dalam Pelantikan Wakil Kepala Smamda Sidoarjo, liputan kontributor PWMU.CO Sidoarjo Nisrin Adelyna
PWMU.CO – Pelantikan Wakil Kepala SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo periode 2023-2027 berlangsung di Auditorium Ki Bagus Hadikusumo, Rabu (31/5/2023).
Dr Hidayatullah MSi, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim hadir sebagai tamu undangan sekaligus memberi arahan pada Pelantikan Waka Smamda Sidoarjo.
Hidayatullah dalam arahannya menyampaikan kepada Waka terpilih periode 2023-2027 jika jabatan yang diemban merupakan sebuah amanah yang tidak boleh disalahgunakan. “Menjadi pimpinan bukanlah sebuah kesempatan ataupun prestige, tetapi sebuah amanah,” tegasnya.
Melanjutkan arahannya, dia membagikan resep 5K untuk pimpinan dan warga Smamda Sidoarjo. Yang pertama adalah kekompakan. Membangun kekompakan dalam organisasi sangat penting. “Akan tetapi, harus dipastikan juga jika kompak ini bisa melahirkan K yang kedua yakni Kekuatan,” terangnya.
Kedua adalah Kekuatan atau kekokohan. Mengutip sebuah hadist, menjadi orang yang beriman saja itu tidak cukup. Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.
Ketiga adalah kontribusi. Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini menjelaskan jika setiap individu pasti memiliki kelebihan. Kehebatan ataupun kelebihan yang dimiliki masing-masing individu tidak akan berdampak jika tidak dikontribusikan untuk sekolah.
Keempat adalah konsistensi. Hidayatullah mengungkapkan jika kekompakan, kekuatan, dan kontribusi harus dilakukan secara terus-menerus, tidak boleh hanya dilakukan pada momen tertentu saja.
Kelima adalah komitmen. Komitmen sangat diperlukan untuk menjalankan resep 4K yang telah dia jelaskan sebelumnya.
Outstanding School
Hidayatullah menyampaikan Smamda Sidoarjo sebagai The Outstanding School ikut berperan dalam memajukan sekolah Muhammadiyah yang lain. Oleh karena itu diperlukan membangun ego komunal agar bisa maju bersama persyarikatan Muhammadiyah.
Mengutip pesan Prof Dzo’ul Milal, Hidayatullah mengingatkan betapa pentingnya peran seorang guru. Dia mengatakan seorang pendidik lebih penting daripada metode atau strategi mengajar. “Ada yang lebih penting lagi dari itu. Jiwa pendidik lebih penting daripada pendidik,” imbuhnya.
Mengakhiri arahannya, dia berpesan jika tantangan yang dihadapi ke depannya jauh lebih kompleks dari tahun-tahun sebelumnya. Maka, perubahan dan pengembangan mindset diperlukan untuk menjawab tantangan zaman. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.