PWMU.CO – Kader lingkungan SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) yang tergabung dalam Ecwars (Eco Warior Student) berkunjung ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara 3R Wringin Asri dan Kali Surabaya di Desa Wringinanom, Gresik, Sabtu (23/9/2023).
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kepedulian para kader lingkungan Ecwars mengenai masalah sampah dan sumber-sumber pencemarannya.
Kunjungan didampingi oleh Yayasan Ecoton dan mahasiswa Sosiologi dan Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Trunojoyo Madura.
Kegiatan dimulai dengan berjalan menuju TPS3R Wringin Asri dari sekolah. Tiba di lokasi para kader lingkungan SD Muhammadiyah 1 Wringinanom belajar mengidentifikasi sampah yang diolah di TPS 3R.
Sampah terdapat tiga jenis yakni sampah organik, anorganik, dan residu. Sampah organik terdiri dari sisa makanan ataupun sayuran yang diolah menjadi kompos dan makanan magot yang digunakan sebagai pakan ikan.
Sampah anorganik yang terdiri dari plastik seperti botol didaur ulang dan diangkut ke pengepul. Sedangkan sampah residu seperti pembalut, kemasan saset dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir).
”Pada kunjungan ke TPS3R saya mencium aroma yang tidak sedap. Sambil menutup hidung dengan kerudung saya bertanya kepada petugas sampah. Ini bau sekali, petugas sampah menjawab aroma ini berasal dari sampah yang tercampur,” kata Zahrotun, salah satu anggota Ecwars SD Muwri.
Petugas itu kemudian mempraktikan memilah sampah tercampur menjadi tiga jenis tadi. Tampak petugas kesusahan memilahnya. Petugas mengimbau warga untuk memilah sampah dari rumah.
Setelah berkunjung ke TPS3R Wringin Asri, para kader lingkungan kemudian berjalan menuju ke Kali Surabaya.
Mereka diajak memeriksa keberadaan mikroplastik di Kali Surabaya dengan mengambil sampel air sebanyak 10 liter menggunakan gelas stainless.
Diva, mahasiswa Sumber Daya Perairan Universitas Trunojoyo Madura lalu mengambil sampel air menggunakan mesh filter. Kemudian hasil saringan yang menempel pada mesh filter dibersihkan menggunakan aquades. Lalu meletakkannya pada cawan petri.
Setelah itu dilakukan identifikasi menggunakan mikroskop stereo. ”Hasilnya sebanyak 5 dari jenis fragmen, 3 dari jenis fiber, dan 3 dari jenis filament,” kata Diva.
Firly Mas’ulatul Janah, Koordinator Zero Waste Cities Ecoton, mengatakan, kunjungan ke lapangan serta melihat lebih dekat permasalahan sampah seperti ini perlu dilakukan, agar anak-anak merasakan secara langsung bagaimana kesulitan yang dihadapi petugas sampah jika sampah tidak terpilah.
Anak-anak juga punya pengetahuan pencemaran mikroplastik di sungai.
”Melalui kegiatan ini harapannya siswa menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan dan keinginan berkonstribusi positif. Berpartisipasi dalam upaya memberikan solusi, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah dan melakukan pengomposan di rumah,” katanya.
Penulis Khoirunnisa Editor Sugeng Purwanto