PWMU.CO – KTA Muhammadiyah bisa dipesan sistem COD. Kartu tanda anggota (KTA) diterima, biaya ongkos kirim ditanggung pemesan.
Demikian kata Kepala Kantor PWM Jatim Musodik di hadapan 130 orang para sekretaris dan petugas kantor 38 Pimpinan Daerah Muhammadiysh (PDM) seluruh Jawa Timur, peserta Capacity Building Manajemen Organisasi, Administrasi, dan Keuangan PDM se-Jatim.
“Yang daftar online, kita cetak, kita kirim, COD (cash on delivery alias bayar di tempat) Jadi, ketika (KTA) nyampe ke daerah atau rumah Jenengan. Jenengan bayar sesuai tarif ongkos kirimnya,” jelas Musodik Sabtu (30/9/2023).
Menurut Musodik, layanan pencetakan Kartu Tanda Anggota (KTA) Muhammadiyah atau NBM (Nomer Baku Muhammadiyah) tiap hari terus bertambah.
“Seperti yang digencarkan oleh Pak Zainul Muslimin (Bendahara PWM Jatim) agar pendataan dan pendaftaran NBM itu masif dan semakin banyak, semakin mengalami percepatan,” kata mantan Tata Usaha SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo ini.
Musodik berharap agar formulir KTAM atau NBM jangan terlalu lama ditahan. Menurutnya sering kali formulir di PCM tertahan sekian pekan atau bulan. Nunggu banyak baru diantar ke PDM. Lalu PDM sama, ditahan sekian pekan dan bulan. Kalau sudah banyak baru disetor ke PWM.
“Kasus yang sudah ada, formulir dari warga tertahan di cabang nunggu banyak. Lalu di daerah nunggu lagi sampai banyak. Saat disetorkan ke kantor PWM numpuk hingga ratusan. Padahal (data) harus dientri satu per satu. Dan tenaga di sini hanya dua orang yang juga merangkap mengurusi bidang lain,” keluhnya.
Solusi lainnya, lanjut Musodik, disedikan anjungan KTA mandiri dan dibuatkan sistem online, agar bisa diinput di daerah atau cabang masing-masing sehingga di PWM tinggal validasi dan bisa langsung dicetak.
“Antren di sini tiap harinya bisa mencapai 80-150 data. Belum lagi diseroboti orang ingin ngurus NBM datang langsung ke PWM dan ditunggu, ya otomatis (minta) didahulukan,” jelas Musodik.
Terkait pertanyaan mengapa mengurus KTAM atau NBM harus bayar 25 ribu rupiah, Sekretaris PWM Jatim Prof Dr Biyanto MAg, mengatakan biaya tersebut demi menjaga keberlangsungan organisasi.
“Masuk Islam aja gratis, masak masuk Muhammadiyah harus bayar? Namun itu kebijakan dari PP dan inilah yang membuat Muhammadiyah bisa bertahan hingga 111 tahun. Salah satunya karena semangat membayar iuran.
“Berkat iuran NBM itu, berkat iuran bulan itulah Muhammadiyah bisa hidup, Muhammadiyah bisa ta’awun. Berkat iuran bulan kita, iuran tahunan kita bisa membuat Muhammadiyah bisa bertahan 111 tahun, milad 12 November 2023, dan terus bertambah besar,” ucap Biyanto disambut tepuk tangan hadirin,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 2: Iuran sebagai Kekuatan