PWMU.CO – Majelis Dikdasmen PCM Sidoarjo beri motivasi PPDB 2024/2025 ke SMP Miosi. Pertemuan digelar di ruang kepala sekolah, Kamis (12/10/23).
Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo memberi motivasi PPDB 2024/2025 ke SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi).
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Sidoarjo Drs Eko Budi Agus Priatna MPd, mengawali pertemuan dengan memperkenalkan jajaran personil majelis yang baru dikukuhkan pada Sabtu (30/9/23).
Pada rapat koordinasi persiapan PPDB 2024/2025, Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Sidoarjo periode 2022-2027 terdiri dari 10 personil, yang dibagi menjadi beberapa divisi. Ada divisi guru dan tenaga pendidik, kelembagaan dan keuangan, akademik dan ismuba, serta kesiswaan dan pembinaan prestasi.
Mantan kepala SMKN 3 Buduran itu berharap, Miosi bisa meningkatkan pelayanan kepada konsumen sehingga bisa mendapatkan kepercayaan masyarakat.
“Membuat masyarakat percaya kepada kita, itu tidak mudah, layaknya membuat kapal itu jauh lebih sulit daripada menggunakannya. Sebab di sini kita sama-sama bekerja, memperindah, serta memperbesar sekolah. Maka kita harus meningkatkan pelayanan kita,” harapnya.
Didirikan dengan Cita-Cita Besar
Lebih lanjut dia bercerita bahwa Miosi didirikan dengan cita-cita besar, yakni sekolah yang mempunyai nilai plus dari lembaga pendidikan lainnya. Miosi program One Day Boarding atau menginap sepekan sekali di sekolah, 100 matan hadits, hafal 3 juz, dan program English Day.
“Artinya, Miosi harus punya grafik, agar naik turun program tersebut bisa terukur, sebagai bahan evaluasi dan proyeksi ke depannya. Miosi harus mempertahankan kelebihan yang sudah ada, agar orang percaya pada kita,” jelasnya.
Eko Budi Agus menuturkan, agar sekolah tidak hanya sekadar label yang bagus, tapi rasanya juga enak. “Orangtua dulu mengaggap aneh ketika air dijual dalam bentuk kemasan, padahal biasanya air harus dimasak dulu. Tetapi air kemasan itu pertama kali masuk lewat hotel-hotel, lama kelamaan menyebar,” tuturnya.
Untuk itu dia berpesan pada kepala sekolah. “Untuk Pak Mughir yang sudah mbabat alas, setelah kita bangun jangan sampai label kita bagus, setelah dirasakan tidak enak. Seperti rasa dan siswanya sama saja dengan sekolah lain. Kita harus merefleksikan dan memperbaiki diri,” pesannya memberi motivasi.
Eko Budi Agus berpandangan, sekolah tidak harus menambah jumlah siswa saja, tapi juga memperhatikan peningkatan kualitasnya. “Sehingga lebih leluasa dalam proses penyaringan siswa,” tutupnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.