PWMU.CO – Siswa tunarunggu SLB Aisyiyah Krian membuat media pembelajaran untuk anak tunagrahita. Mereka adalah siswa kelas XII dan XI: Krisna Aril, Irdina Asfa Zahrina, Zahra Salwa Sasi Kirana, dan Mohammad Wahyu Adi Wibisono.
Dengan pendampingan serta bimbingan guru Naning Sampini SPd mereka membuat media pembelajaran “angka” 1-10 untuk siswa tunagrahita, dengan menggunakan barang bekas kardus.
Menurutnya pembuatan media pebelajaran ini diharapkan mampu mempermudah siswa tunagrahita memahami dan memudahkan siswa mengingat angka.
Naning Sampini mengatakan anak berkebutuhan khusus (ABK) atau sering disebut penyandang disabilitas tidak selalu terbelakang. Bahkan, Meski memiliki keterbatasan dalam kemampuan mendengar, mereka merupakan anak yang cerdas dan memiliki prestasi.
“Oleh karena itu, guru-guru di sekolah membimbing siswa untuk mengasah kreativitas siswa di sekolah, baik di kelas tunagrahita, tunanetra, tunarunggu, maupun tunadaksa.
Kepala SLB-B Aisyiyah Krian Eva Nur Amala SPd mengatakan, kegiatan ini sangat bagus untuk diterapkan untuk siswa karena mengolah barang bekas dan melatih kreativitas siswa di SLB Aisyiyah Krian. “Sehingga siswa di SLB Aisyiyah lebih terampil,” katanya Jum’at (13/10/2023).
Eva Nur Amala menambahkan semua guru yang mengajar di sekolah yang ia pimpin harus memberikan pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami, dan dimengerti oleh siswa.
“Guru yang kreatif dan inovatif akan melahirkan siswa-siswi yang termotivasi untuk menemukan jati dirinya,” ujarnya.
Dia menjelaskan, anak berkebutuhan khusus bukan jadi penghalang meraih prestasi. Sudah dibuktikan oleh Aril, Dina, Salwa, dan Wahyu,” ujarnya menyebut empat siswa pembuatan media pembelajaran angka 1-10 itu.
Menurutnya, kegiatan mengelola barang bekas, akan terus diterapkan guna menciptakan sebuah keterampilan dari siswa karena hal ini adalah salah satu program yang ada di SLB yang di sebut dengan vokasi. (*)
Penulis Irma Rizky Amalia Editor Mohammad Nurfatoni