PWMU.CO – Anggota Aisyiyah harus paham tujuan beraisyiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang, Hj Uzlifah SS, pada Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Cabang Aisyiyah Paciran Lamongan yang digelar di Villa Bagus, Songgokerto, Batu, Jawa Timur.
Acara tersebut berlangsung selama dua hari yaitu Kamis-Jumat (18-19/01/2024) dengan agenda pada hari pertama adalah Rakerpim oleh seluruh pimpinan majelis dan pimpinan harian.
Uzlifah sebagai narasumber mengatakan, anggota Aisyiyah harus paham apa tujuan beraisyiyah. Bahkan Kiai Dahlan pernah mengatakan bahwa anggota Muhammadiyah harus menjadi Islam yang kaffah yang termasuk di dalamnya adalah beraisyiyah.
“Setiap gerakan Aisyiyah pasti ada amal usaha, gerakan itu hidup karena ada perempuan mengaji dan mengaji itu sama dengan membaca. Tetapi sayangnya, menurut para analisis budaya membaca kita itu kurang,” katanya.
Menurutnya, beraisyiyah itu adalah suatu kebutuhan, apalagi jika kita berprofesi sebagai guru, maka fungsi di dalamnya adalah berdakwah dan kaderisasi.
“Indikator keberhasilan seorang guru adalah sudah berapa jumlah siswa kita yang beramal sholeh di Muhammadiyah?” tanyanya.
Aplikasikan Surat Al Maun
Sementara indikator lain sebagai anggota Aisyiyah adalah ketika sudah bisa mengaplikasikan kandungan surat Al Maun dalam kehidupan sehari-hari.
“Di antaranya tidak menghardik anak yatim, dengan pengertian tetap menasehati dan mengajak dalam hal kebaikan walau itu kadang berat. Memberi makan fakir miskin dan bersikap dermawan khususnya ketika kita berorganisasi,” jelasnya.
Selanjutnya tidak lalai dalam shalat. Maknanya bahwa shalat tidak hanya menitikberatkan kepada gerakan saja, tetapi lebih kepada value atau nilai yang terkandung dalam bacaannya.
“Cerminan dari kandungan surat Al Maun harus muncul ketika kita menjadi seorang pemimpin. Pimpinan itu kolektif kolegial, tidak dipikir dan dikerjakan sendiri, selain itu harus fokus pada gerakan jamaah. Otaknya gerakan organisasi adalah para pimpinan harian dan para pimpinan majelis,” tandasnya.
Menurutnya, dengan adanya kolektif kolegial, pada akhirnya semua program yang telah dicanangkan harus dipahami oleh semua pimpinan, maka dari situlah akan muncul sinergitas dan kolaborasi.
“Misalnya Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan bersinergi dengan Majelis PAUD Dasmen, dan seterusnya,” ucap Ibu lima anak ini.
Uzlifah menegaskan, pemimpin juga perlu mengedukasi sampai ke bawah, memahami kaidah dan aturan tentang anggaran dasar, anggaran rumah tangga, kaidah organisasi, kaidah persyarikatan, kebendaharaan, tata kelola organisasi, karena itu semua sudah diatur secara baku.
“Ketika ideologi sudah kuat, maka yang menjadi pertanyaan kemudian bagaimana kita melangkah?” tanyanya retoris.
Para peserta Rakerpim terlihat sangat menikmati penyampaian Uzlifah tersebut, karena disajikan secara komunikatif dan kekeluargaan.
Sambutan Ketua PCA Paciran
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Paciran, Dra Umu Hanik dalam sambutannya menyampaikan syukur akhirnya acara Rakerpim ini bisa terealisasi.
“Terima kasih disampaikan kepada warga Aisyiyah karena telah mengorbankan waktu dan pikiran untuk kemajuan Aisyiyah. Telah meninggalkan keluarga dalam waktu dua hari ini. Semoga nantinya apa yang kita canangkan bersama, bisa berjalan sesuai rencana,” harapnya.
Dia juga berpesan, agar apa yang telah diputuskan dalam Rakerpim ini hendaknya bisa direalisasikan sesuai jadwal yang telah diagendakan. “Dan semoga kita semua tetap semangat beraisyiyah,” ucapnya.
Mengakhiri acara, Umu Hanik memimpin yel-yel bagi seluruh peserta Rakerpim.
Aisyiyah… Berkemajuan…
Beraisyiyah… Bergembira dan menggembirakan…
Di Aisyiyah… Saling mengingatkan untuk menguatkan.. (*)
Penulis Sri Asian Editor Nely Izzatul