PWMU.CO – Mualliminmu Lombok Barat mengadakan uji publik tahfidhul Quran menyemarakkan bulan Ramadan 1445 H, Senin (18/3/2024).
Acara yang diadakan Pondok Muallimin Muhammadiyah Lombok Barat itu berlangsung di Masjid Ir H Sadiman, Senin (23/3/2024).
Uji publik diikuti 11 santri dari kelas 7 dan 8. Santri kelas 7 diuji hafalan surat juz 30 dan kelas 8 diuji hafalan surat juz 30, 1 dan 2.
Ujian disaksikan mudir pondok, dewan juri, asatidz dan seluruh santri Mualliminmu Lombok Barat.
Penguji Wahyu Khairul Bahtiar mengatakan, setiap santri diuji dengan tiga soal dari masing-masing juz. “Juri yang menentukan surat, setelah itu santri melanjutkan sambung ayat,” katanya.
Penilain ada tiga aspek, ujar dia, yaitu kelancaran, tajwid, dan adab.
Mudir Pondok Muallimin Muhammadiyah Lombok Barat, Saprun MPdI, mengatakan, bangga dengan para santri yang mengikuti uji publik.
”Alhamdulillah kami bangga kepada kalian, saat padatnya kegiatan sekolah maupun pondok masih dapat menghafalkan al-Quran,” katanya.
Dia berharap uji publik tahfidhul Quran dapat menjadikan santri lebih semangat menghafalkan al-Quran dan menjadikan al-Quran prioritas dalam menuntut ilmu.
”Walaupun Mualliminmu Lobar bukan pondok tahfidh namun membuat lingkungan dan sarana yang mendukung untuk menjadi hafidh sangat memungkinkan dengan tidak menyampingkan disiplin ilmu yang lain,” jelasnya.
Muhammad Fairuz Azzam, peserta uji publik yang sudah hafal tiga juz menyampaikan, agak tegang karena baru pertama kali mengikuti uji publik, tetapi harus optimis bisa.
Dia menceritakan, persiapan matang untuk mengikuti uji publik tahfidhul Quran ini. Sebelumnya dia mengikuti tes layak atau tidaknya untuk ikut serta.
Arif Paeruza, koordinator tahfidh menjelaskan, uji publik ini sebagai melatih mental santri. ”Santri-santri harus percaya diri dan berani tampil di depan. Ini juga sebagai ajang untuk mengasah kemampuan diri santri terutama di depan banyak orang,” ujarnya.
Ia mengucapkan selamat dan bangga kami kepada santri yang mengikuti uji publik. Mengucapkan terima kasih kepada asatidz yang telah membimbing santri-santrinya.
”Semoga kita bisa istiqamah dalam menjaga hafalan al-Quran dan mengamalkannya,” ujarnya.
Penulis Fadli Dzil Jalal Editor Sugeng Purwanto