PWMU.CO – Muhammadiyah Kandangsemangkon Paciran Lamongan mengadakan kegiatan Tabligh Akbar Nuzulul Quran dengan mengundang narasumber Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Hasan Abidin MPdI, Jumat (29/3/2024).
Tabligh Akbar yang diselenggarakan Pimpinan Ranting (PR) Muhammadiyah Kandangsemangkon ini dilaksanakan jam 20.00 WIB setelah shalat tarawih di Masjid Darussalam
Ketua PRM Kandangsemangkon M Mahmud dalam sambutannya menyampaikan kegiatan tabligh akbar di bulan Ramadlan adalah program rutin tahunan dan sudah menjadi kebiasaan Tabligh Akbar tersebut dengan tema Nuzulul Quran.
“Maksud dan tujuan tabligh akbar dengan tema tersebut adalah untuk mengingat kembali sejarah turunya al-Quran sekaligus hikmah dengan diturukannya al-Quran bukan memperingati Nuzulul Quran, katanya.
Dia menuturkan, jamaah yang mengikuti Tabligh Akbar adalah jamaah Masjid Darussalam dan jamaah dari empat mushalla amal usaha Muhammadiyah Ranting Kandangsemangkon yaitu jamaah Mushalla Al-Ikhlas, As-Shuban, Al-Hidayah, dan Al-Muttaqin.
“Kegiatan ini di dukung penuh ortom Ranting Kandangsemangkon,” katanya.
Dalam tausiyahnya, Hasan Abidin menyampaikan Muhammadiyah dengan semboyan Islam berkemajuan, tapi hp kita tidak ada isinya al-Quran.
Rumah kita harus sakinah bagaimana supaya keluarga itu bisa tenang.Beliau juga mengangkat tentang faroid dengan mungutip surat an-Nisa’ ayat 11 يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ ۚ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ ۗ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Kemudian mengutip tentang orang-orang kafir zaman Rasulullah dengan mengatakan jangan dengarkan al-Quran, kemudian beliau mengutip surat al-Furqon: 30.
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.”
Dia mengatakan, masjid adalah tempat peradaban. “Mari kita fungsikan sesuai dengan fungsinya,” tekannya.
Dia pun mengutip surat al-An’am : 44 فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
“Perintah dan larangan Allah itu berat kalau tidak dengan cinta. Untuk bisa menikmati dunia ini kata kuncinya adalah syukur,” tegasnya. (*)
Penulis M Mahmud. Editor Ichwan Arif