PWMU.CO – Mendirikan tenda untuk kemah memerlukan keterampilan khusus. Harus bisa memahami jenis tenda, perlengkapannya, agar bisa mendirikan dengan tepat.
Demikian disampaikan Khusnul Abidin, pelatih nasional Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan saat mendampingi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di kampus 3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Raya Lebo, Sabtu (1/6/2024).
“Tenda yang biasa dipakai kemah dari dulu tenda kerucut. Cara mendirikannya sederhana,” terang Khusnul Abidin.
Pria yang disapa Ramanda Abidin ini menambahkan, saat ini sudah banyak variasi jenis tenda. Selain tenda kerucut juga sudah banyak yang pakai tenda dome.
“Kalau tenda dome bisa dilihat besar kecilnya. Ada yang isi dua orang, ada untuk 4 orang. Juga ada yang bisa untuk enam orang atau lebih,” tambahnya.
Untuk mendirikan tenda kerucut bisa dilakukan oleh dua orang atau lebih. Tenda kerucut biasanya sangat tergantung kepada tiang, tali, dan pasak. Mendirikannya harus langsung di lokasi.
“Agar kuat, tenda kerucut butuh banyak tali dan pasak. Sekelilingnya juga diberi pasak dan tali agar tidak terbuka saat ditiup angin,” lanjut Ramanda Abidin.
Mendirikan tenda dome lebih sederhana. Bisa didirikan hanya satu orang saja. Mendirikannya bisa dilakukan di tempat teduh kemudian dipindah ke lokasi yang ditentukan.
“Kalau tenda dome hanya pasang frame -kerangka tenda- sehingga lebih mudah,” tegas Ramanda Abidin.
Saat acara lapangan pelatihan Jaya Melati 1 (Jati 1) mahasiswa PGSD Umsida, para peserta membawa tenda sendiri. Bentuk tendanya sangat variatif. Mulai dari tenda kerucut, tenda dome, tenda terowongan, dan lainnya.
“Ini sangat banyak jenis tenda. Mulai yang besar sampai yang sedang. Selain tenda kerucut dan dome ada juga tenda seperti mobil VW kodok,” tambah Ramanda Abidin.
Kegiatan mendirikan tenda menjadi seru karena kebanyakan peserta belum pernah mendirikan tenda. Ditambah lagi tidak bisa menancapkan pasak karena tanah sangat keras.
“Tanah di sini sirtu uruk. Akibat lama kena hujan jadi sangat padat dan keras,” ungkap Ramanda Abidin.
Terik panas matahari pukul sembilan pagi jadi tidak terasa. Semua tertantang untuk menyelesaikan pendirian tenda.
“Ini membutuhkan kerja sama tim yang kompak. Harus semangat menyelesaikan tantangan,” pungkas Ramanda Abidin.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto