PWMU.CO – Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatullah, MSi, hadir di Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) kota Pasuruan. Ia didaulat sebagai pemateri Pembinaan Pegawai yang diadakan di aula SPEAM Putri pada Rabu (13/6/24).
Selain pegawai SPEAM, hadir pula jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan pengurus Majlis Dikdasmen, PNF dan Pengembangan Pesantren kota Pasuruan.
Dalam paparan materinya, Hidayatullah menguraikan tentang karakter professional yang perlu dibangun dan dikembangkan di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Pertama, seorang pegawai harus memiliki sikap jujur, pengetahuan dan keahlian. Ia kemudian mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Kalian wajib jujur, sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu mengantarkan kepada surga.”
Mengelola lembaga pendidikan ungkap Hidayat tidak boleh ada kedustaan di dalamnya.
“Sering terjadi ketidakharmonisan dalam sebuah lembaga pendidikan, karena tidak ada kejujuran di dalamnya,” ujarnya.
Hidayatullah juga menyampaikan bahwa semua pegawai di SPEAM harus memiliki pengetahuan yang cukup terhadap apa yang ia kerjakan.
“Menjadi mudir harus tahu ilmunya, menjadi musyrif (pembimbing asrama) harus tahu ilmunya. Dan menjadi satpam pun juga harus tahu ilmunya,” jelasnya.
Selain pengetahuan, pegawai harus memiliki keahlian yang sesuai dengan bidangya. Ia kemudian menyetir sebuah hadits: Jika suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
Untuk itu, mantan kepala SMAMDA Sidoarjo ini berujar bahwa perlu diadakan tes psikologi kepada seluruh pegawai. Ia pun menambahkan bahwa ketika dirinya masih menjabat sebagai kepala SMAMDA, ia lakukan tes psikologi untuk semua pegawai.
Kedua, memiliki kode etik atau etika profesi. Hidayatullah menekankan kepada seluruh pegawai SPEAM untuk memperhatikan dan mematuhi etika keguruan dan kepegawaian.
“Jangan sampai ungkapnya ada pegawai yang melakukan pelanggaran kode etik guru dan pegawai,” ucapnya.
Ia memberikan contoh bagaimana akhir-akhir ini ada oknum guru dan pegawai di bebererapa sekolah yang terjerat kasus hukum karena kasus pelanggran terhadapa etika.
Ketiga, memiliki etos kerja yang tinggi. Menjadi pegawai AUM harus memiliki etos kerja yang bagus.
Menurut Hidayatullah para guru dan pegawai di SPEAM seyogyanya mengamalkan hadits Nabi Muhammad yang mengajak supaya hari-harinya lebih baik dari hari sebelumnya.
“Lakukan kebaikan. Lakukan kebaikan itu terus-menerus. Lakukan kebaikan itu yang terbaik,” ajak Hidayatullah.
Untuk mencapai sebuah kesuksesan ucapnya tidak bisa langsung atau ujug-ujug. Tapi harus melalui tangga-tangga prestasi.
Wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu menambahkan bahwa kemajuan dan kemunduran sebuah lembaga sangat bergantung pada usaha semua Sumber Daya Manusia (SDM) di dalamnya.
Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’ad ayat 11, bahwa Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum sampai kaum tersebut mau mengubah kondisi mereka sendiri.
Dan seseorang bisa dikatakan telah berusaha kata Hidayatullah, kalau usaha tersebut membawa perubahan.
“Kalau tidak ada perubahan berarti tidur (tidak berusaha). Kalau tidak ada hasil berarti tidak ada usaha, tapi hanya bergaya,” ucapnya.
Bangun Team Work
Keempat, bangun team work yang kuat. Menurut Hidayatullah sebuah lembaga itu seperti organisasi atau team work yang di dalamnya berkumpul banyak orang yang memiliki pemikiran beragam.
Dan untuk membentuk sebuah team work yang kuat, ia kemudian menyampaikan lima K. Yaitu, kompak, kokoh, kontribusi terbaik, konsistensi dan komitmen.
Rumusan lima K itu lanjutnya terilhami dari firman Allah dalam surat Ash-Saff ayat: 4. Di ayat itu Allah menerangkan bahwa Ia suka kepada pasukan yang menyerang musuhnya dalam keadaan rapi seperti bangunan yang kokoh.
Kelima, memaknai positif terhadap pekerjaan. Hidayatullah memberi 12 tips memaknai pekerjaan.
Pertama, kerja itu ibadah, maka harus sungguh-sungguh. Kedua, kerja itu suci jangan dikotori, ketiga, kerja itu rahmat, maka syukuri, keempat, kerja itu aktualisasi diri, maka perlu bekerja keras. Kelima, kerja itu harus saling percaya.
Keenam, kerja itu amanah, maka harus kompeten dan dikerjakan sungguh-sungguh. Ketujuh, kerja itu kehormatan, dan respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu. Kedelapan, kerja itu melayani. Kuncinya adalah kerja secara sempurna.
Kesembilan, kerja itu memberi manfaat. Kesepuluh, kerja itu membahagiakan. Kesebelas, kerja itu kompetisi untuk memberikan yang terbaik. Dan keduabelas, kerja itu peningkatan untuk meraih yang lebih baik.
Selain menyampaikan materi tentang pembinaan dan produktifitas pegawai, Hidayatullah juga berpesan kepada civitas akademika SPEAM untuk memiliki keyakinan bahwa SPEAM akan maju.
“Karena keyakinan lah yang mendorong seseorang untuk produktif,” ujarnya.
Penulis Dadang Prabowo Editor Azrohal Hasan