PWMU.CO – Penasehat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat KH Khoirul Huda mengaku prihatin, karena sekarang banyak yang merasa aneh ketika mendengar sebutan Muhammadiyah. Mereka ‘alergi’ dengan Muhammadiyah, bahkan menuduh yang macam-macam. Hal itu disampaikannya dalam acara pengajian, Jumat (8/9), pukul 05-30-06-30 yang dilaksanakan di Masjid Taqwa. Acara yang digelar oleh Majelis Tabligh ini juga diikuti oleh siswa – siswi SMA Muhammadiyah 1 dan SMK Muhammadiyah 5 Babat.
Khoirul Huda mengatakan, dalam hal kebaikan Muhammadiyah harus berani tampil di muka. Serta harus sanggup memulai. Sebagaimana firman Allah SWT QS. Al-Baqarah, 148: Maka berlombalah dalam kebaikan….”
“Maka perlu persiapan. Semangat menang harus dikobarkan. Harus menjadi pelopor. Muhammadiyah didirikan ketika itu Hari Tarwiyah, artinya persiapan. Kemudian disusul Hari Arofah, tempat berkumpulnya umat Islam sedunia. Ini gambaran padang mahsyar. Pada hari kiamat yang perlu disiapkan bekal amal sholeh,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Khoirul Huda juga menyinggung peristiwa kemanusian di Rohingya, Myanmar. Menurutnya pemerintah Myanmar telah melakukan kekerasan terhadap muslim Rohingya dengan semena-mena.
“Saya prihatin kejadian di Myanmar. Muslim Rohingnya yang minoritas menjadi korban pembantaian, penganiayaan, pengusiran yang tergolong biadab,” ujarnya.
Dia pun bersyukur karena Muhammadiyah peduli muslim Rohingnya dengan mengirimkan bantuan melalui Lazizmu Lamongan. Khoirul Huda kemudian mengisahkan perjuangan dakwah Nabi Muhammad yang ujiannya tak kalah berat dengan Muslim Rohingya.
“Menarik sejarah ketika Nabi Muhammad Saw mendakwahkan “Allah” sebagai dzat yang patut disembah. Pihak orang-orang kafir Quraisy setiap mendengar nama Muhammad, bencinya luar biasa. Bahkan ingin membunuhnya,” tuturnya. (helman sueb/ilmi)