Oleh Abdul Rozak Ali Maftuhin SPd – Ketua MPID PDM Kota Blitar
PWMU.CO – Kuntowijoyo, seorang pemikir dan cendekiawan Indonesia, telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pemikiran sosial dengan memperkenalkan konsep ilmu sosial profetik. Konsep ini menggabungkan dimensi spiritual dengan ilmu sosial yang pada dasarnya bersifat empiris dan rasional.
Konsep ini memandang bahwa ilmu sosial tidak hanya harus mampu memahami dan menjelaskan fenomena sosial, tetapi juga harus membawa misi moral dan spiritual untuk membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam pandangannya, ada tiga pilar utama yang harus menjadi landasan ilmu sosial profetik, yaitu humanisasi, liberasi, dan transendensi.
Humanisasi
Humanisasi adalah upaya untuk memanusiakan manusia, yang berarti mengangkat derajat kemanusiaan dengan melawan segala bentuk dehumanisasi, seperti diskriminasi, penindasan, dan ketidakadilan. Kuntowijoyo menekankan pentingnya memulihkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang bermoral dan berakal.
Menurut saya, humanisasi dapat diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari melalui tindakan nyata seperti menghormati perbedaan, memperjuangkan hak asasi manusia, dan memberikan ruang bagi semua orang untuk berkembang sesuai dengan potensinya.
Misalnya, dalam interaksi sosial, kita bisa menunjukkan rasa hormat dan toleransi terhadap perbedaan pendapat, keyakinan, dan latar belakang. Dengan melakukan ini, kita menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan penuh empati, di mana setiap individu merasa dihargai dan didukung.
Liberasi
Liberasi, atau pembebasan, adalah upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu yang menghambat potensinya. Kuntowijoyo mengajak kita untuk melawan segala bentuk penindasan, baik itu dalam bentuk politik, ekonomi, maupun budaya. Liberasi menekankan pada pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat.
Saya berpandangan bahwa dalam keseharian, liberasi bisa diterjemahkan dengan memberdayakan diri dan orang lain melalui pendidikan, peningkatan keterampilan, dan akses yang adil terhadap sumber daya.
Misalnya, kita dapat mendukung program-program pemberdayaan ekonomi lokal yang bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Dengan cara ini, kita membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Transendensi
Transendensi adalah usaha untuk menghubungkan manusia dengan nilai-nilai spiritual dan ilahi. Menurut Kuntowijoyo, manusia tidak hanya membutuhkan pemenuhan materi, tetapi juga pencerahan spiritual untuk mencapai kebahagiaan sejati.
Transendensi mengajak manusia untuk melampaui dirinya sendiri dan mencari makna hidup yang lebih dalam. Saya berpandangan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, transendensi dapat diwujudkan dengan memperbanyak refleksi diri, menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, dan mengembangkan sikap hidup yang penuh syukur dan kearifan.
Misalnya, dengan meluangkan waktu untuk meditasi atau doa, kita dapat menemukan kedamaian batin dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Selain itu, mengembangkan sikap syukur terhadap apa yang telah kita miliki juga merupakan bentuk transendensi yang dapat membawa kita pada kebahagiaan dan kedamaian yang lebih dalam.
Implementasi Ilmu Sosial Profetik
Mengimplementasikan ilmu sosial profetik Kuntowijoyo dalam kehidupan sehari-hari tidak lain merupakan upaya untuk menghadirkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam setiap tindakan kita. Dengan menerjemahkan spirit humanisasi, liberasi, dan transendensi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih manusiawi, adil, dan penuh makna.
Pada akhirnya, ilmu sosial profetik yang digagas Kuntowijoyo bukan hanya sebuah konsep teoretis, tetapi sebuah panggilan untuk bertindak. Ia mengajak kita semua untuk tidak hanya menjadi penonton dari dinamika sosial, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan bagi sesama.
Dengan spirit humanisasi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan empatik. Dengan spirit liberasi, kita dapat memberdayakan diri dan orang lain untuk mencapai potensi penuh mereka. Dan dengan spirit transendensi, kita dapat menemukan makna hidup yang lebih dalam dan kedamaian batin yang sejati. Semua ini, pada akhirnya, akan membawa kita pada masyarakat yang lebih baik dan dunia yang lebih adil.(*)
Editor Amanat Solikah