Oleh: Nashrul Mu’minin – Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta.
PWMU.CO – Sebagai mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, saya merasa perlu untuk mengangkat isu penting terkait harga beras di Indonesia yang terus melonjak, namun pendapatan petani tetap rendah.
Bank Dunia menyatakan bahwa harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal dibandingkan harga di pasar global. Sementara itu, pendapatan rata-rata petani kecil hanya sekitar 1 dollar AS atau sekitar Rp 15.199 per hari. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan yang signifikan dalam sektor pertanian.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka pendapatan petani di Indonesia tidak sebanding dengan harga jual beras yang tinggi.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pendapatan petani lokal hanya mencapai 341 dollar AS atau Rp 5,2 juta per tahun. Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat pentingnya beras sebagai sumber makanan utama bagi masyarakat Indonesia.
Dalam al-Quran, Surat Al-Mutaffifin ayat 1-3, Allah berfirman:
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3)
Artinya: “Wahai orang-orang yang curang dalam timbangan, yaitu mereka yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”
Ayat ini menunjukkan pentingnya kejujuran dalam transaksi, khususnya pada kondisi saat ini yang mana harga beras tidak mencerminkan kesejahteraan petani.
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنَّا
Artinya: “Siapa yang menipu, maka dia bukan dari kami.”
Hadits ini menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam bisnis yang harus diterapkan dalam sektor pertanian untuk menjaga kesejahteraan petani.
Penyebab Ketidakadilan
Ahli ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, menjelaskan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkan pendapatan petani rendah, di antaranya yaitu:
1. Biaya Produksi yang Tinggi. Biaya untuk pupuk, pestisida, dan bibit terus meningkat, sehingga petani kesulitan dalam memenuhi kebutuhan produksi.
2. Rantai Distribusi yang Panjang. Rantai distribusi beras dari produsen ke konsumen yang terlalu panjang menyebabkan harga jual beras semakin tinggi namun tidak sesuai dengan pendapatan yang didapat oleh petani.
Ayat al-Quran tentang Keadilan Ekonomi
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 188, Allah berfirman:
لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
Artinya: “Janganlah kalian memakan harta di antara kalian dengan cara yang batil.”
Ayat ini menekankan pentingnya keadilan dalam transaksi ekonomi dan sangat relevan dengan isu harga beras dan pendapatan petani.
Hadits tentang Keadilan
Nabi SAW juga bersabda:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk berlaku adil.”
Hadits ini menunjukkan pentingnya keadilan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk ekonomi.