Oleh: M. Mahmud
PWMU.CO – Setelah dilantiknya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof Abdul Mu’ti, pada Senin (21/10/2024) di Istana Negara Jakarta, berbagai masukan dan harapan mulai mengalir dari masyarakat.
Isu perubahan kurikulum menjadi salah satu harapan yang paling banyak disampaikan melalui media elektronik dan media sosial kepada Prof Abdul Mu’ti. Saat ditanya di beberapa media mengenai apakah Kurikulum Merdeka akan diganti atau diubah, beliau menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terlebih dahulu.
Di beberapa media sosial, Prof. Abdul Mu’ti telah mengungkapkan kerangka kurikulum baru yang berfokus pada “deep learning” atau pembelajaran yang kontekstual. Kerangka ini mencakup beberapa prinsip, yaitu:
- Mindful Learning – Membantu siswa belajar dengan fokus dan penuh kesadaran.
- Meaningful Learning – Menjadikan pembelajaran lebih bermakna dengan memberi siswa kesempatan untuk menemukan manfaat dari apa yang mereka pelajari.
- Joyful Learning – Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Sebagai seorang guru yang telah mengalami berbagai perubahan kurikulum, kami menganggap perubahan ini sebagai tantangan. Terlepas dari apakah kurikulum ini nantinya diubah namanya, isinya, atau tetap sama, kami berharap tetap dapat menyesuaikan diri dan memberikan yang terbaik untuk pendidikan siswa.
Kami juga memiliki beberapa usulan untuk Bapak Menteri terkait perbaikan kurikulum, di antaranya:
- Penghapusan fase capaian pembelajaran seperti fase A, B, dan seterusnya.
- Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bisa digantikan dengan Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran tersendiri.
- Pengembalian nilai rapor dengan angka merah sesuai pedoman penilaian terbaru.
- Asesmen ANBK hanya dilakukan di kelas terakhir.
- Evaluasi terhadap program Sulingjar.
- Revisi Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah