Foto mendiang Ustdzah Tisa berbaju hitam berkerudung coklat ketika mengajar di kelas 1 sekolah kreatif SD Muhammadiyah 20. Surabaya (Linda Ummu/PWMU.CO).
PWMU.CO – Di tengah gegap gempita seluruh guru dan karyawan Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya dalam merayakan Milad ke 112 Muhammadiyah, ada salah satu saudara kita masih tergolek di salah satu Rumah Sakit daerah Lamongan.
Kabar duka datang tepat setelah guru dan karyawan sekolah kreatif mengikuti apel Milad oleh PCM Bubutan pada Senin (18/11/2024). Pada sore hari ba’da maghrib, kabar duka itu dari salah satu saudara yang ada di Lamongan.
Ia adalah Ustadzah Kusumas Tuty Eka Antisa telah berpulang ke Rahmatullah setelah menderita sakit hampir 1 minggu sebelumnya.
Kader IMM Unesa dan Surabaya
Beliau menderita sakit jantung lemah setelah mengalami persalinan anak pertama. Jenazah disemayamkan di rumah duka yang berada di Babat, Lamongan.
Beliau akrab dikenal sebagai guru yang penyabar dan penyayang anak didik. Selama karir mengajar di sekolah kreatif SD Muhammadiyah 20, Ustadzah Tisa mengampu pada kelas kecil, baik kelas 1 maupun kelas 2.
“Aku kehilangan ustdzah, dulu waktu masih kelas 1 aku sering diantar ustadzah kalo ke toilet” ujar Darrel siswa sekolah kreatif SD Muhammadiyah 20 yang kini sudah kelas 5.
Seluruh rekan guru dan karyawan sekolah kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya merasa kehilangan. Bukan tanpa sebab, namun begitu cepat dan tak terduga beliau meninggalkan Keluarga Besar SD Muhammadiyah 20 Surabaya.
Bahkan tak jarang ada pengalaman yang manis dari beberapa rekan guru yang pernah menjadi partner beliau.
“Ustdzah Tisa orangnya penyabar dan jarang mengeluhkan jika ada masalah dalam proses pembelajaran. Beliau orangnya sat set dan suka menolong rekan kerjanya” ujar Ustdzah Tya yang pernah menjadi partner pararel kelas 1.
Selain terkenal sebagai guru yang ulet dan penyabar, beliau juga adalah Kader IMM Unesa Surabaya serta IMM cabang Surabaya.
Doa kami selalu bersamamu Ustdzah, Semoga keluarga dan suami yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan, beliau juga meninggalkan 1 putera yang masih berusia 1 bulan.
Penulis Rudi Ircham, Editor Danar Trivasya Fikri