Pendidikan adalah kunci dalam membentuk watak dan karakter seorang individu agar bertumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. (freepik.com).
Oleh Eka Julisa Putri
PWMU.CO – Pendidikan adalah kunci dalam membentuk watak dan karakter seorang individu agar bertumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Sehingga menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga secara emosional.
Karena itu, tujuan pendidikan nasional di Indonesia adalah mampu membangun peradaban indonesia yang bermartabat, dimana setiap individu tidak hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga dengan nilai-nilai moral yang mengarah pada kebaikan bersama.
Namun, faktanya saat ini indonesia sedang mengalami krisis moralitas di kalangan siswa. Berbagai masalah moralitas di kalangan siswa telah meresahkan banyak pihak, mulai dari orang tua, guru, hingga masyarakat luas, karena dampaknya yang tidak hanya mengancam kerusakan karakter siswa, tetapi juga masa depan bangsa.
Karena itu, penting untuk membimbing moralitas siswa berdasarkan pendidikan etika yang tepat. Pendidikan yang menumbuhkan etika akan membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang mendasari tindakan mereka.
Maka yang perlu diperhatikan adalah sejauh mana pendidikan Indonesia mampu mengantisipasi krisis moral di kalangan siswa berdasarkan penerapan pendidikan etika yang efektif?
Pentingnya Etika
Berdasarkan landasan teoritis, etika memberikan pemahaman mendalam tentang perilaku yang baik dan buruk, perilaku yang sesuai dan tidak sesuai, dan sering kali digunakan untuk mengkritisi dan mengarahkan perilaku moral yang kurang tepat.
Etika pada dasarnya adalah mengamati realitas moral secara kritis, dan etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma dan pandangan-pandangan moral secara kritis.
Ketika nilai-nilai moral mulai luntur atau terabaikan, pendidikan etika berfungsi sebagai kompas yang membimbing individu untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana, menghargai hak-hak orang lain, dan bertanggung jawab terhadap dampak dari tindakan mereka.
Bukti bahwa pendidikan etika menjadi sebuah urgensi yang tidak dapat ditunda lagi terlihat jelas dari meningkatnya berbagai masalah moral di kalangan siswa.
Salah satu contoh kasus yang masih hangat diberita adalah empat anak dibawah umur yang melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswi SMP di Palembang.
PR bersama Pemerintah hingga Masyarakat
Motif perbuatan tersebut adalah karena pelaku yang juga masih seorang siswa kecanduan konten pornografi sehingga nekat melakukan pemerkosaan tersebut untuk menyalurkan hasratnya. Kasus tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Maka yang menjadi PR bersama adalah bagaimana mewujudkan moralitas siswa menjadi lebih terkendali dan beradab. Ada banyak hal yang harus mulai dikerjakan bersama seperti memperkuat pendidikan karakter dan etika di sekolah, melibatkan orang tua secara aktif dalam proses pembelajaran nilai-nilai etika, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan sikap positif.
Pada akhirnya, pendidikan yang menumbuhkan etika adalah kunci menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral yang baik.
Krisis moral di kalangan siswa bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dengan cepat, namun dengan komitmen dari semua pihak seperti pemerintah, sekolah, orang tua, dan masuarakat untuk bersama-sama menumbuhkan etika melalui pendidikan. Sehingga kita masih memiliki peluang untuk mengatasi masalah ini.
Jika kita ingin masa depan bangsa ini dipenuhi dengan generasi berakhlak mulia, maka saatnya bagi kita semua untuk menyadari pentingnya pendidikan yang tidak hanya mengutamakan kecerdasan otak, tetapi juga kebijaksanaan hati.
Editor Danar Trivasya Fikri