Oleh: Fariz Zakariya Fauzan – Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UINSA, Alumni PA PP Al mizan Muhammadiyah Lamongan
PWMU.CO – Zaman kontemporer yang semakin maju menandai lahirnya era modern, sebuah masa di mana teknologi berkembang pesat dan memengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. Era ini membawa berbagai kemudahan, tetapi juga tantangan, baik dari segi pemanfaatan teknologi maupun dampaknya terhadap pola pikir dan kehidupan sosial masyarakat.
Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah mengambil peran penting dalam memanfaatkan kemajuan era modern. Dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar, Muhammadiyah menjadikan teknologi sebagai sarana dakwah, pendidikan, dan pengelolaan sosial. Namun, di tengah berbagai manfaat teknologi, muncul pula tantangan berupa derasnya arus informasi yang belum tentu benar, sehingga sikap kritis menjadi sangat penting.
Dalam buku “Aku Sekolah Maka Aku Ada” karya Sutikno, disebutkan bahwa masyarakat kerap menerima informasi hanya berdasarkan nalar tanpa mencari kebenaran lebih lanjut. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi dan kerugian sosial.
Oleh karena itu, warga Muhammadiyah perlu memahami dampak positif dan negatif dari era modern sekaligus mempersiapkan strategi untuk menghadapinya.
Dampak Positif dan Negatif Era Modern
Dampak Positif
Era modern menghadirkan berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan secara bijak. Salah satu dampak positifnya adalah mendorong pola pikir rasional. Dengan kemajuan teknologi, masyarakat semakin mudah mengakses informasi berkualitas yang dapat meningkatkan kecerdasan dan pola pikir kritis, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik.
Diskusi intelektual melalui platform digital menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat menciptakan ruang belajar yang luas dan inklusif.
Selain itu, era modern juga memacu kreativitas dan inovasi. Media sosial menjadi salah satu platform yang membantu masyarakat, termasuk warga Muhammadiyah, menyalurkan ide-ide kreatif.
Contohnya, Muhammadiyah memanfaatkan YouTube, Instagram, dan TikTok untuk memperluas dakwah melalui konten yang menarik dan relevan. Sosok Yusril Fahriza, seorang influencer sekaligus warga Muhammadiyah, menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan moral secara kreatif.
Dampak Negatif
Namun, era modern juga membawa risiko. Salah satunya adalah fenomena post-truth, di mana kebohongan atau hoaks lebih mudah diterima dibandingkan fakta. Informasi palsu yang beredar luas dapat memicu keresahan sosial, seperti isu larangan adzan di masjid pada 2019 yang terbukti tidak benar.
Kemajuan teknologi juga berpotensi menumbuhkan sikap individualistis. Budaya gotong royong dan kepedulian sosial yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dapat terkikis oleh penggunaan teknologi yang tidak bijak. Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi warga Muhammadiyah untuk menjaga nilai-nilai kebersamaan di tengah arus modernisasi.
Strategi Mengatasi Dampak Negatif
Untuk menghadapi jebakan era modern, warga Muhammadiyah perlu mengadopsi beberapa strategi berikut:
- Sikap Skeptis terhadap Informasi
Jangan mudah percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya. Selalu periksa sumber informasi dan validitasnya sebelum menyebarkan atau menerimanya sebagai fakta.
- Pemanfaatan Teknologi secara Bijak
Gunakan teknologi untuk meningkatkan literasi, memperluas wawasan, dan mempererat hubungan sosial. Teknologi seharusnya menjadi alat untuk membangun, bukan merusak.
- Gerakan Literasi Digital Muhammadiyah
Muhammadiyah telah mencanangkan program “Gerakan Literasi Digital Muhammadiyah” yang bertujuan mendidik masyarakat untuk menggunakan teknologi secara bijak, melawan hoaks, dan menciptakan konten kreatif Islami yang toleran. Inisiatif ini menjadi salah satu langkah konkret dalam menghadapi tantangan era modern.
Kesimpulan
Era modern menawarkan peluang besar sekaligus tantangan yang tidak kecil. Sebagai warga Muhammadiyah, kita bertanggung jawab untuk memanfaatkan teknologi secara bijak demi kemaslahatan umat.
Dengan berpikir kritis, memperkuat nilai-nilai kebersamaan, dan memanfaatkan teknologi untuk tujuan yang mulia, kita dapat menjadi teladan dalam menghadapi perubahan zaman. Muhammadiyah, melalui berbagai inisiatifnya, menunjukkan bahwa modernisasi dapat berjalan selaras dengan nilai-nilai Islam, asalkan dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah